Polisi telah mengantongi keterangan saksi kunci kasus pengeroyokan yang menewaskan mahasiswa Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang. Dari keterangan tersebut, secara perlahan motif pengeroyokan mulai tersibak.
Kasat Reskrim Polres Malang Iptu Wahyu Rizki Saputro menjelaskan, korban sempat diteriaki saat menghadiri perayaan kelulusan temannya di kafe kawasan Tegalgondo, Karangploso, Malang. Nah, teriakan itu diduga dipicu suara knalpot motor korban. Setelah itu, korban lalu dikejar sejumlah orang.
"Ada keterangan karena suara motor, blayer-blayer. Kemudian diteriaki, dikejar dan kemudian dikeroyok. Itu terjadi ketika korban memilih pulang lebih dulu," jelas Wahyu kepada detikJatim, Selasa (27/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keterangan lain menyebutkan, sempat ada ketegangan antara korban dengan para pelaku sebelum korban meninggalkan lokasi pesta kelulusan. Selain itu, suara knalpot motor korban diduga memicu kemarahan sampai kemudian terjadi aksi pengeroyokan.
Sementara itu, Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana mengatakan, korban meninggal dunia setelah dikeroyok oleh pelaku yang berjumlah lebih dari satu orang. Antara pelaku dan korban diketahui sama-sama berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Antara korban dan pelaku sama-sama dari NTT . Mohon doanya, kita masih melakukan pengejaran terhadap pelaku," kata Kholis.
Sementara itu dari hasil autopsi diketahui ada sejumlah luka di tubuh korban.
"Hasil autopsi, ada sebanyak empat luka tusuk. Di antaranya di bagian punggung dan perut," sebut Kholid.
Seperti diketahui, Krisnael tewas usai menjadi korban pengeroyokan sekelompok orang di kafe. Jenazahnya ditemukan tewas bersimbah darah di belakang kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Minggu (25/6) dini hari.
Kematian Krisnael membuat teman-teman dari korban tidak terima dan pada akhirnya membuat keributan di sejumlah kafe dan kos. Teman-teman Krisnael lantas men-sweeping sejumlah tempat untuk mencari pelaku pengeroyokan hingga membuat warga Malang resah.
(hil/dte)