5. Keluarga Korban Diduga Terimpit Ekonomi
HK (31) dan AR (36) dikaruniai tiga anak. Anak pertama dan kedua perempuan. Masing-masing berusia 7 dan 6 tahun. Sedang yang bungsu laki-laki berusia 8 bulan. Dari sisi ekonomi, kondisi kehidupan keluarga ini pas-pasan bergantung dari penghasilan AR sebagai penjual cilok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Suaminya tiap hari jualan cilok. Lokasi jualannya di depan RSD dr Soebandi Jember," kata Kepala Lingkungan Krajan, Sumardiono kepada detikJatim, Sabtu (17/6).
Sedangkan HK sendiri tidak bekerja. Dia setiap hari mengurus rumah tangga dan ketiga anaknya di rumah.
"Kalau istrinya ya di rumah. Ngurus rumah tangga. Paling ya membantu suami menyiapkan bumbu cilok yang hendak dijual," ujar Sumardiono.
6. Sang Ibu Diduga Mengalami Gangguan Kejiwaan
HK selama ini diketahui mengalami gangguan kejiwaan. Bahkan, setiap bulan perempuan itu harus ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan atas gangguan kejiwaan itu.
"Informasi dari suaminya, istrinya ini mengalami gangguan kejiwaan. Bahkan setiap satu bulan sekali periksa ke rumah sakit dr Soebandi," kata Kepala Lingkungan Krajan, Sumardiono, Sabtu (17/6/2023).
"Bahkan tadi di lokasi saya lihat polisi juga mengamankan beberapa obat. Informasinya itu obat untuk mengobati si HK ini," imbuhnya.
Sumardi menambahkan, HK juga dikenal tertutup di kalangan tetangga sekitar. Berbeda dengan sang suami yang dikenal cukup akrab dengan warga.
7. Beberapa Kali Sempat Mencoba Bunuh Diri
HK sudah cukup lama mengalami depresi dan beberapa kali berusaha bunuh diri. Hal itu seperti disampaikan Camat Patrang Farisa Jamal Taslim.
"Dari laporan yang saya terima, almarhum HK ini diduga depresi. Ya semacam ada gangguan kejiwaan," katanya, Sabtu (17/6/2023).
Menurutnya beberapa bulan lalu HK sempat menghilang dari rumah dan mencoba bunuh diri di Kecamatan Kalisat sambil menggendong anaknya yang pertama hendak bunuh diri dengan melompat ke sungai.
Aksi percobaan bunuh diri itu berhasil digagalkan warga. Kemudian, HK dibawa ke rumah keluarganya di Kecamatan Ajung. Namun, di sana HK kembali mencoba bunuh diri dengan berupaya melompat ke sungai bersama anaknya. Aksinya saat itu digagalkan lagi oleh warga.
"Yang sering diajak bunuh diri itu anaknya yang pertama yang usia 7 tahunan," kata Faris.
Bahkan beberapa hari sebelum ini kata Faris, HK sempat menghilang dari rumah. Tapi kemudian dia pulang lagi. "Setelah itu kita dengar ada kejadian tadi," ujar Faris.
SM (65) mertua korban menyatakan bahwa HK memang mengalami depresi sejak lama. "Dia memang berobat depresi. Tapi 6 bulan ini sudah ndak (berobat lagi), sudah normal, sudah biasa," kata Saminah.
(dpe/dte)