Dua pelaku pembunuhan siswi SMP di Mojokerto, AB (15) dan Adi (19) sempat kebingungan membuang jasad AE (15). Ia sempat memutar motornya ke sejumlah titik sambil membawa mayat AE yang dimasukkan karung.
Kapolres Mojokerto Kota AKBP Wiwit Adisatria mengatakan, AB dan Adi sudah memilih 3 tempat untuk membuang mayat korban. Pertama mereka hendak membuang mayat AE ke Jembatan Pager Ruyung Gedeg, Mojokerto. Namun, mereka ragu-ragu.
Lalu, mereka sempat akan membuang mayat ke Sungai Ngotok di bawah Jembatan Rejoto, Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Namun, kawasan tersebut terang dan banyak lalu lalang kendaraan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akhirnya ketemu tempat pembuangan terakhir di Mojoranu. Mayat diturunkan ke parit, lalu didorong pelaku (AB) supaya pas di bawah jembatan agar tak kelihatan," jelas Wiwit, Kamis (15/6/2023).
Bahkan, keduanya sempat ditegur warga saat akan membuang mayat AE. Namun, mereka berdalih karung putih itu berisi sampah.
Sebelumnya, remaja tanggung ini menghabisi korban dengan mencekik lehernya sampai tewas di sawah pada Senin (15/5/2023) sekitar pukul 19.00 WIB. Ia lantas membawa jasad korban ke rumah orang tuanya sekitar 100-150 meter dari TKP pembunuhan.
Rumah tersebut sepi karena khusus untuk memotong dan membersihkan ayam. AB meminta bantuan temannya, Adi untuk membuang mayat AE. Keduanya memasukkan mayat ke karung plastik warna putih. Kemudian karung diikat dengan tali rafia.
"Kedua pelaku memasukkan mayat korban ke karung plastik putih. Mayat dibuang malam itu juga pukul 23.00 WIB," kata Wiwit.
Mayat AE yang terbungkus karung putih, lanjut Wiwit, diangkut kedua pelaku menggunakan sepeda motor AB, Yamaha X-Ride warna biru nopol S 3736 SO. Mayat gadis asal Desa Mojojajar, Kemlagi itu mereka letakkan di pijakan kaki pengemudi antara setir dengan jok motor.
"Pelaku sempat ditanya tetangganya apa isi karung itu. Mereka jawab sampah," terangnya.
Jasad AE yang sudah terbungkus karung plastik putih dibuang kedua pelaku di parit bawah rel KA Desa Mojoranu, Sooko, Mojokerto. Mayat siswi kelas 3 SMPN 1 Kemlagi itu baru ditemukan polisi sebulan kemudian, Selasa (13/6/2023) sekitar pukul 00.30 WIB.
AE hilang sejak 15 Mei 2023. Saat itu, ia pamit ke ibunya melihat pasar malam di lapangan Desa Mojodadi, Kemlagi. Orang tua korban melaporkan kehilangan putrinya ke Polsek Kemlagi pada 17 Mei lalu. Berbagai upaya mereka lakukan untuk menemukan korban.
Pembunuhan AE dipicu sakit hati pelaku AB kepada korban. Karena AB dibangunkan korban saat tidur di kelas dan ditagih iuran kelas yang menunggak 2 bulan Rp 40.000. Selain itu, tersangka AB dan Adi ingin mengambil ponsel dan sepeda motor korban.
(hil/iwd)