Siswi kelas 3 SMPN 1 Kemlagi, Mojokerto berinisial AE (15) dibunuh teman satu kelasnya yang sakit hati saat ditagih iuran kelas. Namun, pembunuhan ini juga berawal dari rusaknya ponsel pelaku kedua. Seperti apa ceritanya?
Kapolres Mojokerto Kota AKBP Wiwit Adisatria mengatakan awalnya, M Adi (19) mengajak AB (15) untuk membegal orang. Karena pemuda asal Dusun Bakalan, Desa Mojodadi, Kemlagi itu butuh uang untuk menyerviskan ponselnya yang rusak.
"AD (M Adi) mengajak pelaku anak (AB) membegal karena dia butuh uang untuk servis handphone-nya yang rusak karena tak diberi uang ibunya. Biayanya Rp 600.000, dia punya uang Rp 300.000, kekurangannya ditutupi dengan membegal," terangnya kepada wartawan, Rabu (14/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Niat untuk membegal itu, lanjut Wiwit, disampaikan Adi kepada AB sejak 8 Mei 2023. Lima hari kemudian, Sabtu (13/5), AB dibuat sakit hati oleh AE. Karena saat tertidur di dalam kelas, ia dibangunkan korban, lalu ditagih iuran kelas yang menunggak 2 bulan Rp 40.000.
Malam harinya, AB dan Adi kembali membahas rencana membegal. AB pun mengajak temannya itu untuk menjadikan AE sebagai sasaran pembegalan. Selain untuk mengambil ponsel dan motor korban, ia juga ingin melampiaskan amarahnya kepada mantan pacarnya itu.
"Pelaku anak (AB) menyampaikan kepada MA kalau sudah punya target, yaitu korban (AE) karena anaknya lemah dan tubuhnya kecil," ungkapnya.
Menurut Wiwit, AB dan Adi sejak awal merencanakan pembunuhan AE tanpa menggunakan senjata tajam agar tidak meninggalkan jejak di TKP.
"Pembunuhan memang mereka rencanakan tak pakai sajam karena takut darah korban tercecer. Jadi, mencekik korban sudah mereka rencanakan sejak Sabtu. Pelaku anak menyatakan bisa membunuh korban karena korban fisiknya lemah," terang Wiwit.
AB melancarkan aksinya pada Senin (15/5) malam. Ia mengajak AE bertemu di sawah belakang rumahnya di Dusun Kemlagi Kidul, Desa/Kecamatan Kemlagi sekitar pukul 19.00 WIB. Di situlah ia mencekik korban hingga tewas. Jasad korban lantas ia bawa ke rumahnya yang khusus untuk memotong dan membersihkan ayam.
Kemudian AB menjemput Adi agar membantunya membuang mayat AE. Adi sempat memperkosa jasad korban hingga 2 kali saat AB keluar membeli tali rafia. Mayat AE yang sudah dibungkus karung putih mereka buang ke parit bawah rel KA di Desa Mojoranu, Sooko, Mojokerto sekitar pukul 23.00 WIB.
Tubuh gadis asal Desa Mojojajar, Kecamatan Kemlagi itu mereka angkut menggunakan sepeda motor Yamaha X-Ride warna biru nopol S 3736 SO milik AB. "Handphone korban dijual pelaku ke konter laku Rp 1 juta. Uangnya mereka bagi berdua," jelas Wiwit.
Sedangkan sepeda motor yang dipakai korban menemui pelaku, tambah Wiwit, disimpan di rumah AB. Hanya saja motor matik warna biru putih nopol S 2855 TL itu sudah dipreteli pelaku. Ternyata sepeda motor itu milik paman korban.
"Motor korban dipreteli yang pasti untuk menyamarkan barang bukti. Kalau tujuan lainnya apa, masih kami dalami," tandasnya.
Mayat siswi kelas 3 SMPN 1 Kemlagi itu baru ditemukan polisi sebulan kemudian, Selasa (13/6) sekitar pukul 00.30 WIB. Jasad AE bisa ditemukan setelah tim dari Satreskrim Polres Mojokerto Kota meringkus Adi dan AB.
Adi ditangkap di rumahnya, Desa Mojodadi, Kemlagi, Senin (12/6/2023) sekitar pukul 21.00 WIB. Sedangkan AB ditangkap setelah nonton pertandingan bola voli di Desa Banjarsari, Jetis, Mojokerto sekitar pukul 23.30 WIB.
AE hilang sejak 15 Mei 2023. Saat itu, ia pamit ke ibunya melihat pasar malam di lapangan Desa Mojodadi, Kemlagi. Orang tua korban melaporkan kehilangan putrinya ke Polsek Kemlagi pada 17 Mei lalu. Berbagai upaya mereka lakukan untuk menemukan korban. Ternyata siswi kelas 3 SMP itu tewas di tangan teman sekelasnya.
(abq/iwd)