Hanya gara-gara perkataan Angeline Nathania, Mahasiswi Ubaya yang kurang berkenan di hatinya, guru musik korban sekaligus gitaris salah satu grup band Rochmad Bagus Apryatna alias Roy mengaku kalap. Dia bunuh mahasiswi itu padahal mereka telah berteman sejak Angeline masih duduk di bangku SMA.
"Jadi ada kata-kata dia yang kurang berkenan di hati saya. Itu yang memancing saya untuk berbuat kalap," ujar Roy saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (9/6/2023).
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana mengungkapkan perkataan seperti apa yang memicu emosi pelaku hingga kalap membunuh korban dengan cara yang keji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengakuan pelaku karena ada perkataan yang menghina dirinya. Intinya, pelaku sakit hati," kata Mirzal saat dihubungi detikJatim, Sabtu (10/6/2023).
Mirzal tidak menyebutkan lebih detail bagaimana perkataan bernada penghinaan yang dilontarkan korban terhadap pelaku. Dia sampaikan hal itu akan diungkap di persidangan.
"Kami tidak bisa menyampaikannya ke publik. Nanti, biar itu disampaikan oleh pelaku di persidangan," ujarnya.
Bukan hanya karena sakit hati dengan perkataan korban, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pasma Royce mengungkapkan bahwa motif lain Roy membunuh Angeline karena pria itu ingin menguasai barang berharga mantan muridnya saat SMA.
Terbukti setelah berhasil membuang mayat Angeline yang dimasukkan ke dalam koper, dililit tali, hingga dibungkus 4 lapis plastik wrapping ke jurang di Pacet, Mojokerto, Roy segera menjual HP Samsung milik korban. Dia juga menggadaikan mobil Mitsubishi Xpander milik Angeline.
Mahasiswi Ubaya itu terakhir kali pamit kepada kedua orang tuanya berangkat kuliah untuk mengikuti ujian tengah semester (UTS) pada 3 Mei. Dia sempat menitipkan mobil Xpander kepada Roy yang ternyata berupaya menggadaikan mobil tersebut.
Hingga keesokan harinya pada 4 Mei 2023, perkataan Angeline yang membuat Roy sakit hati terlontar. Mereka sempat cekcok di dalam mobil di kawasan Kebun Bibit Wonorejo. Saat itulah Roy dengan kalap mengikat kedua tangan Angeline dengan tali sepatu milik Angeline sendiri.
Karena khawatir Angeline yang terus berteriak-teriak menarik perhatian warga di sekitar lokasi, Roy membekap mulut perempuan itu dengan telapak tangannya. Sementara, tangannya yang lain mencekik leher korban.
Tidak cukup mencekik, Roy mengambil tali kolor dari celananya kemudian menjerat leher Angeline hingga lemas. Akibat jeratan di lehernya itu Angeline meregang nyawa dan mengembuskan napas terakhir.
Dengan sangat tenang Roy merencanakan penghilangan jejak kejahatannya. Dia sempat mengambil koper dari rumah orang tuanya, memasukkan jasad korban ke dalam koper itu, lalu membuang jasad korban di jurang di kawasan Pacet, Mojokerto pada 5 Mei dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.
Setelah itulah, Kombes Pasma Royce menyebutkan bahwa pelaku membuang barang-barang korban di sungai di daerah Mojokerto, kecuali HP Samsung milik korban yang dijual, dan mobil korban yang digadaikan.
"Pelaku ingin menguasai barang berharga dari korban, baik mobil dan HP. Yang notabene-nya, mobil ini sudah dipindahtangankan kepada seseorang, dan HP korban juga sudah dijual ke seseorang," ujar Kapolrestabes Surabaya Kombes Pasma Royce, Jumat (9/6/2023).
(dpe/iwd)