Kuli bangunan yang dipukuli polisi anggota Satintelkam Polres Sampang memilih mencabut laporan. Meski demikian, pencabutan laporan itu tidak menyurutkan penyelidikan dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan Propam.
Kuli bernama Rosidi (33), Warga Dusun Dalem, Desa Banjar Talelah, Kecamatan Camplong, Sampang yang dianiaya Bripka EP memilih jalan damai. Penyelidikan kasus pidana penganiayaan oleh polisi itu pun dihentikan.
Kasi Humas Polres Sampang Ipda Sujianto menyampaikan bahwa dugaan pidana kasus yang menyeret Bripka EP itu telah dihentikan. Dia jelaskan bahwa korban mencabut laporan dugaan penganiayaan itu tanpa paksaan maupun tekanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk kasus pidana umumnya (penganiayaan) kini sudah dihentikan, karena pelapor sudah menandatangani surat pencabutan laporan atas perkara yang dilaporkan," ujar Ipda Sujianto kepada detikJatim, Selasa (6/6/2023).
Namun, Sujianto mengakui bahwa pencabutan laporan itu hanya menghapus perkara pidana umumnya saja. Dugaan pelakanggaran etik yang dilakukan Bripka EP akan tetap diproses sesuai dengan prosedur di kepolisian.
"Terkait dugaan pelanggaran kode etik kepolisian, tetap ditangani oleh Sie Propam Polres Sampang. Jadi sepenuhnya proses itu dilakukan Propam," tegas Jianto.
Sebelumnya, Rosidi yang melaporkan dugaan penganiayaan oleh oknum polisi terhadap dirinya sempat terlihat tegang. Dia seolah dalam tekanan. Saat diwawancara wartawan dia sempat menyampaikan keinginan untuk damai.
Rosidi menyampaikan bahwa dirinya sebenarnya ingin kasus itu diselesaikan dengan damai dengan alasan ingin bekerja dengan tenang dan dirinya mempertimbangkan ketenangan keluarganya di rumah.
"Sebenarnya dari awal saya inginnya damai, Pak. Soalnya kasihan yang di rumah gitu," kata Rosidi kepada wartawan, Sabtu (3/6).
Sabtu pagi itu Rosidi yang bekerja di salah satu proyek yang ada di Jalan Jamaludin didatangi oleh Bripka EP, oknum anggota Satintelkam Polres Sampang. Bripka EP mencarinya karena Rosidi diduga sempat menggoda istri polisi itu.
Bripka EP datang bersama seorang temannya didampingi istrinya mencari mencari Rosidi sambil menenteng pistol. Bripka EP bahkan sempat melepas tembakan saat bertanya kepada seluruh pekerja proyek tempat Rosidi bekerja, siapa yang telah menggoda istrinya?
Pada akhirnya Rosidi mengaku. Dia mengaku sempat menyapa istri Bripka EP itu dan hanya sebatas itu saja tidak sampai menggoda atau berbuat yang tidak-tidak.
Bripka EP pun mengajak Rosidi ke Mapolres Sampang. Tidak hanya Rosidi, Bripka EP dan temannya juga mengajak serta mandor dan kepala tukang di proyek tersebut lalu membawa mereka mereka di salah satu ruangan Satintelkam.
Di ruangan itulah Rosidi dipukuli dan ditendang. Mandor proyek tersebut juga kepala tukang yang turut diciduk mengaku melihat sendiri bagaimana Rosidi menjadi bulan-bulanan Bripka EP dan satu orang temannya. Hingga Rosidi didorong untuk melaporkan penganiayaan yang telah dia alami.
(dpe/iwd)