Pagi Buta Mencekam Bagi Mahasiswi UM yang Nyaris Jadi Korban Pemerkosaan

Round-up

Pagi Buta Mencekam Bagi Mahasiswi UM yang Nyaris Jadi Korban Pemerkosaan

Suki Nurhalim - detikJatim
Jumat, 02 Jun 2023 08:00 WIB
Pelecehan dan pemerkosaan pada perempuan
Ilustrasi/Foto: Edi Wahyono
Malang -

Seorang mahasiswi Universitas Negeri Malang (UM) nyaris menjadi korban pemerkosaan saat pagi buta. Pelaku menjerat korban dengan akal bulus menawarkan tumpangan.

Wakil Rektor UM Prof Ir Arif Nur Afandi mengatakan, seluruh civitas akademika UM berduka atas peristiwa pelecehan seksual dan percobaan pemerkosaan yang menimpa mahasiswi tersebut.

"Peristiwa tersebut terjadi pada hari Senin, 29 Mei 2023 di luar area kampus UM. Kini kasus tersebut sedang ditangani oleh Polresta Malang," ujar Arif dalam keterangan tertulis yang diterima detikJatim, Kamis (1/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

UM terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS), untuk melakukan pendampingan terhadap korban.

"Mohon doanya agar korban dapat segera melalui masa trauma dengan didampingi Satgas PPKS UM dan dukungan civitas UM," katanya.

ADVERTISEMENT

Arif berharap, pelaku pelecehan segera ditangkap dan dikenakan hukuman yang setimpal. Menurut Arif, kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak, agar tidak terulang kembali di masa mendatang.

"UM akan terus berupaya melakukan pendampingan terhadap mahasiswi," tambahnya.

Kasat Reskrim Polresta Malang Kota Kompol Bayu Febrianto Prayoga membenarkan kejadian tersebut. Kini, dugaan kasus pelecehan dan percobaan pemerkosaan itu tengah diselidiki.

"Laporan itu ada, dan kami masih mendalami dan masih diselidiki," ujar Bayu saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (1/6/2023).

Bayu mengungkapkan, olah TKP telah dilakukan pascamenerima laporan korban. Polisi menelusuri titik lokasi yang diduga menjadi tempat terjadinya tindak pidana tersebut.

"Kita mendalami di TKP itu, dan mencari saksi di sekitaran lokasi kejadian," ungkapnya.

Kepala Sub Direktorat Kesejahteraan, kewirausahaan, Karier dan Alumni Universitas Negeri Malang, Subur Hariono mengungkapkan, peristiwa yang menimpa korban terjadi sekitar pukul 03.30 WIB. Korban dalam perjalanan dari kos menuju kampus.

"Ceritanya, mahasiswi ini kan panitia dari wisuda. Dia mahasiswi MIPA. Pagi sekitar jam 3 pagi hampir setengah 4 lah, dia keluar kos menuju kampus untuk melakukan make up," terang Subur saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Di tengah perjalanan menuju kampus, lanjut Subur, mahasiswi asal Pati, Jawa Tengah itu bertemu dengan pengendara motor. Pengendara motor itu kemudian bertanya kepada korban.

"Mahasiswi UM ya? Dijawab iya sama korban. Terus ditawari 'Kalau begitu ayo bareng aja ke kampus'. Mungkin karena dipikir sama-sama mahasiswa, korban mengikuti saja," sambung Subur.

Subur melanjutkan, kemudian orang tak dikenal itu membonceng korban menuju kampus UM melewati gerbang di Jalan Ambarawa. Namun, pintu gerbang tersebut ditutup karena masih pagi.

Lalu mereka berputar melewati perempatan Jalan Veteran menuju arah timur (Jalan Bandung). Namun bukan berbelok menuju Graha Cakrawala tempat wisuda digelar, pelaku justru membelokkan motor menuju tanah lapang yang berada di sisi timur Malang Town Square (Matos), Jalan Vetaran. Lokasi itu biasanya digunakan sebagai tempat parkir pengunjung mal.

"Bukan malah menuju kampus, tapi dibawa ke tempat parkir banyak rerumputan di timur Matos itu. Di situ motor dihentikan pelaku dan terjadilah indikasi percobaan pemerkosaan itu," ungkap Subur.

Menurut Subur, korban melawan ketika pelaku mulai mendorong dan berusaha menarik jilbab yang dikenakan. Pelaku baru melarikan diri setelah korban berteriak meminta pertolongan.

"Setelah motor berhenti, pelaku mendorong korban, berusaha menarik jilbab. Korban yang sudah curiga sejak awal, kemudian melawan dan berteriak meminta tolong," tuturnya.

"Teriakan korban didengar satpam Matos, ketika dikejar sudah kabur pelakunya. Korban kemudian diantar ke kampus," sambungnya.

Subur menegaskan, kampus mengapresiasi keberanian korban untuk melakukan perlawanan dan melaporkan peristiwa yang dialami ke polisi. Hal itu diharapkan menjadi warning bagi mahasiswi lain untuk berhati-hati.

"Kami mengapresiasi keberanian korban untuk melapor dan sebelumnya memberikan perlawanan kepada pelaku. Ini tujuannya agar bisa menjadi rambu-rambu bagi mahasiswi lain," pungkasnya.




(sun/fat)


Hide Ads