Tukang Bangunan di Mojokerto Siram Jemuran Tetangga dengan Air Aki

Tukang Bangunan di Mojokerto Siram Jemuran Tetangga dengan Air Aki

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Jumat, 12 Mei 2023 18:24 WIB
Siram cairan kimia Mojokerto
Rekaman Siswanto saat menyiram cairan kimia ke jemuran tetangga di Mojokerto (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Siswoyo (50) sudah 15 kali menyiram jemuran tetangga sebelah rumahnya dengan cairan kimia jenis air aki zuur. Perbuatan tukang bangunan asal Desa/Kecamatan Bangsal, Mojokerto ini melukai korban beserta istri dan anaknya. Selain itu, istri korban juga mengalami trauma.

Perbuatan itu dilakukan Siswoyo terhadap keluarga Richi Budi Armanto (32). Rumah mereka bersebelahan di Dusun/Desa Bangsal. Siswoyo merupakan tukang bangunan yang mempunyai anak 2. Sedangkan Richi buruh pabrik mempunyai anak 1 baru berusia 3 tahun.

Penderitaan yang dialami keluarga Richi berawal akhir Februari 2023. Ketika itu, ia merasakan gatal-gatal dengan sensasi panas, serta melepuh seperti luka bakar pada kulit pantatnya. Istrinya juga merasakan keluhan yang sama di bagian dada dan area sensitifnya. Sedangkan putranya di bagian punggung hampir merata sampai leher.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang saya rasakan, efeknya 4 hari baru sembuh. Kalau yang dialami anak saya sampai 1 minggu lebih. Anak saya pernah satu minggu tak bisa ditidurkan sehingga saya dan istri bergantian gendong setiap malam efek cairan tersebut," kata Richi kepada wartawan, Jumat (12/5/2023).

Saat itu, tak pernah terbesit di pikiran Richi sakit yang ia alami bersama anak dan istrinya karena ulah Siswoyo. Sebab hubungan keluarganya dengan tetangga dekatnya itu baik-baik saja tanpa ada masalah. Buruh pabrik ini sempat mengira sakit itu akibat alergi makanan, alergi deterjen, atau ulat bulu yang mengenai pakaian.

ADVERTISEMENT

Teka-teki penyebab sakit yang ia derita sekeluarga baru terjawab satu pekan menjelang Ramadan, atau sekitar 16 Maret 2023. Yaitu ketika istrinya menyetrika baju, sebagian pakaian tiba-tiba saja berlubang karena lapuk menjadi abu meski kondisinya masih baru. Ditambah lagi salah satu bonsai di bawah jemuran pakaian mati separuh.

"Akhirnya saya cek CCTV, ternyata pelaku (Siswoyo) menyiramkan cairan jenis aki zuur ke jemuran di belakang rumah saya. Akhir Desember 2022 pelaku juga 3 kali mengintip ke dalam rumah saya melalui kaca depan ruang tamu," terangnya.

Setelah ia telusuri melalui rekaman CCTV di rumahnya, Siswoyo 9 kali menyiramkan air aki zuur ke jemuran di belakang rumahnya. Seperti diketahui, air aki memang menyebabkan gatal, sensasi panas dan iritasi ketika mengenai kulit. Ia memperkirakan pelaku beraksi sejak akhir Februari lalu. Sayangnya, bukti rekaman CCTV itu sudah terhapus dari ponsel istrinya.

Setidaknya sejak pertengahan Maret 2023, Richi dan istrinya menjadi lebih waspada. Menurutnya, setiap akan mengangkat jemuran, istrinya lebih dulu mengecek CCTV untuk memastikan pakaian apa saja yang disiram pelaku menggunakan air aki. Pakaian-pakaian yang terkena cairan kimia itu dimasukkan ke kantong plastik agar tidak bercampur dengan yang lain. Selain itu, pakaian tersebut juga ia kumpulkan sebagai bukti.

"Awalnya saya ingin menegur pelaku melalui perangkat desa, di sisi lain istri saya ketakutan karena pelaku terus melakukan perbuatannya. Setelah ketahuan itu, pelaku masih melakukan 6 kali. Sehingga saya minta ke perangkat desa agar bisa saya laporkan kepada polisi," cetusnya.

Richi masih menyimpan video dari CCTV yang memperlihatkan aksi Siswoyo menyiramkan air aki zuur ke jemuran di belakang rumahnya pada 17-20 Maret 2023. Yaitu pada 17 Maret siang, 18 Maret pukul 11.57 WIB, 19 Maret pukul 04.46, 09.58 dan 22.21 WIB, serta 20 Maret pukul 09.18 WIB. Sehingga tak sampai satu bulan, total pelaku sudah 15 kali menyiram jemuran korban menggunakan cairan kimia tersebut.

"Paling sering pelaku melakukannya siang, dia sudah paham jam-jam rumah saya sepi. Pelaku memilih kesempatan saat kami tidak di rumah atau saat kami tidur malam," jelasnya.

Berdasarkan rekaman CCTV juga, lanjut Richi, Siswoyo paling sering menyiramkan air aki zuur ke pakaian dalam dan handuk milik Richi dan istrinya. Bahkan, tukang bangunan itu juga melakukan hal serupa terhadap pakaian putranya. "Jadi, yang dilukai satu keluarga saya. Kemungkinan kenapa kok saya dikasih terus-terusan, pikiran pelaku mungkin dia tidak melihat ada efek ulahnya kepada saya sekeluarga," ungkapnya.

Richi akhirnya melaporkan Siswoyo ke Polsek Bangsal atas dugaan perusakan pakaian, perbuatan tidak menyenangkan dan penganiayaan pada 20 Maret lalu. Keesokan harinya, ia juga membuat laporan yang sama di Polres Mojokerto. Sehingga 21 Maret siang, ia dimintai keterangan di Polsek Bangsal. Saat itu, ia juga menyerahkan bukti pakaian yang terkena cairan kimia, bonsai yang mati separuh, serta 1 dari 6 video CCTV kepada polisi.

Berikutnya, ia juga menjalani visum di RS Sido Waras, Bangsal bersama istri dan anaknya pada 22 Maret. Menurut Richi, dokter menyatakan sakit kulit yang ia alami bersama istri dan putranya karena terkena cairan kimia. Surat hasil visum di tangan Polsek Bangsal. Sedangkan Siswoyo dijemput polisi untuk diperiksa di Polsek Bangsal pada 21 Maret malam.

"Paling parah anak saya di bagian punggung, dokter menyatakan memang kena cairan kimia. Dampak lainnya, istri saya ketakutan. Pertengahan puasa istri dan anak saya pulang ke Ponorogo, sampai sekarang belum berani pulang. Traumanya mendalam banget," tandasnya.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads