Aksi gerombolan orang bercelurit geruduk kantor camat di Bangkalan, Madura berbuntut panjang. Usai videonya viral di media sosial, kali ini polisi memanggil dua kubu pendukung calon kepala desa.
Diketahui, aksi ini dipicu salah paham dua pendukung calon kepala Desa Tagungguh, Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan. Polres Bangkalan akhirnya memanggil dua kubu untuk dimintai keterangan.
Kapolres Bangkalan AKBP Febri Isman Jaya mengatakan pendukung kedua belah pihak telah dipanggil polisi. Kasus ini masih dalam penyelidikan polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin penanganannya masih dipanggil. Saat ini masih penyelidikan," ujarnya saat dikonfirmasi detikJatim, Selasa (9/5/2023).
Ia juga mengatakan, jumlah warga yang membawa sajam juga masih didalami. Keputusan penindakan warga yang membawa sajam ini masih menunggu hasil penyelidikan polisi.
"Untuk sajamnya seperti apa tentu menunggu hasil penyelidikan," imbuhnya.
Sementara itu, salah satu tokoh di Bangkalan, Mathur Husyairi menyayangkan sikap Polres Bangkalan yang dinilai tidak tegas. Menurutnya, selama ini polisi melakukan pembiaran saat masyarakat membawa sajam.
"Saya banyak terima foto dan video yang kesannya ada pembiaran. Padahal mereka sering kali menangkap orang bawa sajam, namun saat di tempat publik ada orang bawa sajam dan sliweran di depan petugas itu dibiarkan. Ini kan jadi kontraproduktif dengan flyer yang sudah tersebar. Jadi harus betul-betul ditindaklanjuti," pungkasnya.
Sebelumnya, suasana tegang terjadi saat kerumunan orang bercelurit mendatangi kantor camat di Bangkalan, Madura.
"Madura Bangkalan Tanjung bumi Desa tagungguh memanas," demikian narasi di video yang diunggah salah satu akun TikTok seperti dilihat detikJatim, Minggu (7/5/2023).
Terlihat di dalam video tersebut kerumunan warga yang sebagian di antaranya membawa senjata tajam jenis celurit. Beberapa di antaranya berteriak-teriak ke arah orang yang berada di tenda di seberang jalan.
(hil/iwd)











































