Ayah yang membunuh putrinya sendiri di Gresik, M Qodad Afalul alias Affan, tetap tak merasa menyesal telah membunuh AZ, putrinya sendiri. Ia justru merasa menyesal telah menikahi seorang LC atau pemandu lagu.
"Kalau membunuh anak saya nggak menyesal, karena anak saya masuk surga. Yang saya sesalkan itu menikah dengan LC (istri)," kata Affan kepada detikJatim, Selasa (2/5/2023).
Affan mengaku mengenal istrinya, DV di sebuah rumah hiburan di Surabaya. Saat itu DV sering menemani Affan karaoke.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenalnya di rumah karaoke Surabaya. Sering ketemu dan akhirnya pacaran," ujar pria 29 tahun itu.
Setelah cukup lama menjalin hubungan, keduanya lalu menikah. Sang istri memutuskan untuk berhenti jadi LC.
Namun, di tengah perjalanan membina rumah tangga, keluarga tersebut terhimpit ekonomi. Affan mengaku istrinya banyak menuntut. Dia lalu memutuskan untuk jadi kurir narkoba. Pekerjaan itu ia lakukan karena Affan sendiri juga seorang pemadat.
Saat menjalani bisnis haram itu, Affan ditangkap Polrestabes Surabaya pada Juli 2016. Selama Affan mendekam di penjara, DV kembali jadi LC. Selepas dari penjara, DV tetap jadi LC dan meninggalkannya.
Affan sendiri bekerja di sebuah usaha konveksi dengan pendapatan sekitar Rp 300 ribu setiap minggunya.
"Harusnya saya cari istri yang biasa. Nggak harus cantik tapi apa adanya, tapi semua sudah terlanjur dan ini adalah pilihan yang harus saya jalani," sesal Affan.
Penyesalan Affan sangat tak beralasan karena ia seharusnya mampu membuat sebuah pilihan yang lebih baik di tengah kekalutan hidupnya. Putrinya sendiri dalam kondisi baik karena diasuh oleh mertuanya.
Dodik (62) dan Yani (60), mertua Affan sangat menyesalkan kejadian tersebut. Mereka menyesal telah menyerahkan AZ ke Affan. Dodik menceritakan, cucu perempuannya itu sempat bersamanya setelah keluar dari pondok pesantren. Namun, sebelum lebaran, pelaku dan istrinya mengambil korban dari keduanya.
"Sudah enak sama kita, sebelum lebaran kemarin diambil oleh anak saya dan bojone seng bangsat iku (suaminya yang bangsat itu)," umpat Dodik.
Sementara itu, Yani menambahkan baik putri dan menantunya memang kerap bertengkar. Sehingga cucunya dimasukkan ke pondok pesantren saat mereka berpisah ranjang.
"Dari dulu memang sering berantem, karena faktor ekonomi. Sehingga cucu saya itu oleh pihak keluarga dipondokkan di pesantren, ini biar gak depresi oleh kelakuan orang tuanya," kata Yani.
"Iku sak bojone podo-podo gendeng e pak. Senengan nyabu karo iku. (Itu pasangan suami istri pada gila semua. Suka pakai narkoba keduanya itu)," kata Dodik.
Dodik sengaja datang ke Polsek Menganti untuk menanyakan peristiwa tragis yang menimpa cucunya. Saat datang, kedunya menangis histeris hingga mengumpat pada pelaku yang saat itu digelandang polisi.
"Anak gila kamu ini, hukum mati saja itu pak. Suami istri kok pada gila semua," umpat Dodik saat melihat Affan.
(abq/iwd)