Mahasiswa bernama Ken Admiral telah dianiaya oleh Aditya Hasibuan, anak AKBP Achiruddin hingga babak belur. Beredar video usai peristiwa penganiayaan itu, Aditya dan Ken terlihat sempat berdamai.
Momen perdamaian itu diabadikan dalam bentuk video. Di dalam video itu terlihat AKBP Achiruddin memberikan amplop kepada Ken dan kawan-kawannya. Ada dua video yang beredar soal perdamaian Ken dan Aditya ini.
Dilansir dari detikSumut Sabtu (29/4/2023), terlihat di video pertama yang berdurasi satu menit AKB Achiruddin sedang berbicara dengan sepuluh pemuda. Di antaranya ada Aditya dan juga Ken Admiral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah pada malam hari ini tidak terjadi sesuatu yang sangat fatal. Kita ambil saja hikmahnya. Malam ini kalian berantam. Enam orang kalian datang jam 02.30 WIB. Tujuannya apa kita tidak tahu. Tidak ngerti kita sebagai orang yang awam, belum tahu apa-apa, entah dibacok atau apa," ujar AKBP Achiruddin dalam video itu.
"Ternyata Alhamdulillah masalahnya sepele. Masalahnya pun bukan sama Adit langsung sebenarnya. Melebar kemana-mana dia ya kan. Karena apa? Karena ada emosi sesama antara anak muda. Alhamdulillah malam ini sudah kita selesaikan. Udah baik-baik. Saya harap, om orang tua tidak mau menyalahkan anakku. Apa lagi ayah pun polisi kan. Sama-sama anak polisi," tutupnya.
Untuk video kedua berdurasi satu menit tiga puluh satu detik. Di video kedua AKBP Achiruddin mengaku sebagai orang tua.
"Selaku orang tua kalian, walaupun orang tua belum tentu juga tidak salah. Kalau ada kesalahan om, ya om juga minta maaf. Tapi sesungguhnya itu tidak diinginkan, hanya karena kaget saja. Kalau nggak, dilepas besok main-main lagi, takutnya bawa kelewang besok, dibacok, kan itu kita takut," ujarnya.
"Kalau udah selesaikan, selesaikan. Ya, om rasa itu saja. Jadi silahkan kalian pulang istirahat. Melindungi diri untuk bisa lebih baik ke depan. Apa lagi kau (Ken) di luar negeri wawasannya lebih luas dari pada orang di sini," tambahnya.
Setelah itu, AKBP Achiruddin bertanya kepada seseorang berjaket putih, "Kau siapa namamu?"
"Kasmal," jawab pria berjaket putih.
"Kasmal, kau pun anak polisi nak. Malu kita. Ini anak polisi, anak polisi, ketawa orang. Ya, saya rasa itu saja. Kalian salam salaman. Kau minta maaf kalau sudah berantam. Ya, kau juga minta maaf, kau udah rebut cewek dia. Ngga? Udah ya," ucap Achiruddin.
Terlihat para anak muda itu pun saling salam-salaman satu sama yang lain secara bergiliran. Salah satu orang anak berjaket hijau tampak menyalami AKBP Achiruddin. Ia meletakkan dahinya ke tangan AKBP Achiruddin. Terlihat ada amplop yang diberikan.
"Makasih om ya. Sorry om ya," ucap anak muda berjaket hijau sembari menggenggam amplop di tangan kanannya.
AKBP Achiruddin beri amplop berisi Rp 1 juta dan kronologi versi pengacara Aditya. Baca di halaman selanjutnya.
Informasi yang telah dihimpun detikcom, pemuda berjaket hijau yang mendapatkan amplop itu diduga berinisial R. Total uang di dalam amplop yang dia dapatkan berjumlah Rp 1 juta yang ditujukan untuk berobat.
Pengacara Aditya Hasibuan, Ali Piliang membenarkan bahwa sudah terjadi perdamaian antara kliennya dengan Ken Admiral setelah insiden yang terjadi dalam video yang beredar.
"Dalam video yang beredar itu kan kita bisa lihat sudah saling memaafkan," kata Ali ketika dikonfirmasi, Sabtu (29/4/2023).
Ali kemudian menjelaskan kronologi kejadian versinya. Kata dia, awalnya Ken datang ke rumah Aditya sekitar pukul 02.30 WIB pada 22 Desember 2022 bersama lima orang temannya. Lalu, Ken menggedor-gedor pagar rumah Aditya sehingga abang Aditya dan ayahnya Achiruddin terbangun.
Setelah Aditya, abangnya, dan Achiruddin keluar, Ken menantang Aditya berkelahi. Ia mengatakan Ken terlebih dahulu memukul Aditya sehingga terjadi pertikaian.
Menurutnya, video pertikaian itu lah yang disebar ke media sosial seolah-olah penganiayaan telah dilakukan Aditya secara semena-mena. Setelah itu, rupanya ada proses perdamaian yang berlangsung di antara keduanya.
Soal itu pun sempat ditanyakan ke Dirreskrimum Polda Sumut Kombes Sumaryono. Dia mengaku tengah mendalami hal tersebut.
"Informasi itu kita dalami. Karena itu tidak masuk dalam materi penyidikan, terkait unsur-unsur tindak pidananya. Tapi nanti kita dalami," ungkapnya.