Sebanyak 26 remaja terciduk hendak perang sarung di Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar. Mereka akan dimasukkan ke pesantren kilat untuk pembinaan.
Mereka akan ditempatkan di beberapa pondok pesantren (ponpes), dengan pengawasan selama satu minggu. Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan jajaran samping mengenai saksi untuk para remaja, yang diamankan karena hendak perang sarung.
"Kita sepakati anak-anak ini akan kami ikutkan pesantren kilat. Sebagai upaya pembinaan dan menambah ilmu pengetahuan mereka di bulan Ramadhan ini," ujar Argo, Sabtu (1/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut saat ini ada sekitar tujuh anak yang diserahkan secara simbolis untuk mengikuti pesantren kilat. Mereka akan ditempatkan di Ponpes Bustanul Mutaalimin Kota Blitar. Sedangkan 19 remaja lainnya akan ditempatkan di ponpes yang berada di sekitar tempat tinggalnya.
"Sementara baru tujuh anak ini yang kami serahkan ke pihak ponpes untuk ikut pesantren kilat. Lainnya kami masih lakukan pendataan ulang, karena ada yang tinggal di Kota Blitar dan kabupaten Blitar," jelasnya.
Argo menegaskan pihaknya akan gencar melakukan patroli kamtibmas selama Ramadhan hingga Lebaran. Itu dilakukan untuk mencegah kenakalan remaja dan sebagainya. Termasuk perang sarung, balap liar hingga penggunaan petasan.
"Harapannya dapat mengurangi tindakan negatif pada remaja dan sebagainya. Kami juga meminta dukungan TNI, Pemda dan masyarakat agar bisa membantu menjaga kondusifitas," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 26 remaja diamankan Polsek Srengat, Blitar karena diduga hendak perang sarung menjelang sahur. Mereka diamankan sekitar pukul 03.30 WIB.
"Kami amankan 26 remaja saat sahur. Mereka sedang berkumpul di area persawahan Kelurahan Srengat dan kami curigai hendak melakukan tarung sarung," kata Kapolsek Srengat Kompol Wahono saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (31/3/2023).
(sun/iwd)