Akhir Tragis Residivis Pencurian di Nganjuk Tewas Dimassa-Mayat Diarak

Round-Up

Akhir Tragis Residivis Pencurian di Nganjuk Tewas Dimassa-Mayat Diarak

Amir Baihaqi - detikJatim
Rabu, 15 Mar 2023 07:07 WIB
Pencurian kambing Nganjuk
Residivis pencuri di Nganjuk tewas dihajar warga dan mayatnya di arak ke pemakaman umum desa (Foto: Dok. Satreskrim Polres Nganjuk)
Nganjuk -

Jamaludin (58) warga Desa Blongko, Kecamatan Ngetos, Nganjuk menerima nasib tragis. Ia tewas dihajar dan motornya dibakar warga kampungnya setelah tertangkap basah diduga hendak mencuri kambing.

Kapolres Nganjuk AKBP Muhammad mengatakan aksi main hakim sendiri ini terjadi pada Sabtu (11/3) subuh. Peristiwa tersebut kemudian diketahui polisi.

"Saat polisi datang kondisi sudah meninggal dunia karena waktu kejadian Sabtu subuh (11/3) kemarin belum ada yang laporan," kata Muhammad.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasat Reskrim Polres Nganjuk AKP I Gusti Agung Ananta menyampaikan bahwa jumlah warga yang mengeroyok korban berjumlah puluhan. Dari keterangan saksi, pihak perangkat desa diduga ikut memprovokasi warga.

"Jumlah pelaku banyak dari keterangan saksi dan infonya termasuk perangkat desa ada yang terlibat pengeroyokan," jelas Gusti.

ADVERTISEMENT

"Kami sudah memeriksa saksi puluhan dan mengamankan barang bukti kayu dan batu yang digunakan para warga mengeroyok korban," papar Gusti.

Hasilnya, enam warga dan perangkat desa setempat ditetapkan jadi tersangka. Keenam tersangka Muhammad Ibnu Mundir (23), Muhammad Budi Utomo (29), Riski galeh Saputro (27) dan Slamet (44) warga setempat. Sedangkan 2 lainnya yakni Ketua RT yakni Agus setiono dan Sirojul Munir kepala dusun (kasun).

Gusti menyebut amarah warga terhadap karena korban kerap membuat resah dengan aksi pencurian. Korban selama ini merupakan residivis kasus yang sama.

"Jadi masyarakat sudah mengenal korban karena sering meresahkan warga pernah mencuri kambing. Mungkin sedang kemarin sedang apesnya hingga dimassa warga," ungkap Gusti.

Selain kerap meresahkan, amuk massa terhadap korban juga dipicu isu korban memiliki ilmu hitam yang diduga kerap dipakai saat melakukan pencurian.

"Jadi warga resah karena korban sering melakukan pencurian dengan sarana ilmu sihir. Untuk melancarkan aksinya," kata Gusti.

Lebih lanjut, Gusti menyebut ilmu sihir tersebut yakni mampu menghilang saat melakukan pencurian kambing. Meski demikian, Gusti menyebut saat dimassa pihaknya tak menemukan jimat atau barang yang dianggap ilmu hitam tersebut.

"Infonya untuk memperlancar aksi pencuriannya agar bisa menghilang," papar Gusti.

Menurut Gusti, setelah menghajar korban hingga tewas, warga ternyata sempat mengarak mayat hingga ke tempat pemakaman. Tak hanya itu, warga bahkan sempat ingin membakar mayat Jamaludin.

"Jadi sebelum ketahuan oleh polisi, hampir dibakar warga jenazah korban yang akan dibawa ke makam yang posisi di atas bukit," kata Gusti.

Namun, setelah diketahui oleh polisi, niat warga untuk membakar jenazah maling kambing itu diurungkan. Polisi langsung membawa korban ke RSUD Nganjuk untuk dilakukan autopsi.

"Alhamdulillah kita dapat mencegah pembakaran jenazah korban. Korban kita autopsi di RSUD Nganjuk sebelum kita serahkan ke keluarga," ungkap Gusti.




(abq/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads