Polisi telah menetapkan 5 tersangka ledakan petasan di Blitar. Empat di antaranya korban tewas dalam ledakan tersebut. Masih ada 1 orang yang sedang diburu polisi.
Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono menyebutkan bahwa peran tersangka yang masih dikejar dan identitasnya belum dibuka itu sangat krusial. Dia adalah pemesan sekaligus penyuplai.
"Satu orang yang masih dicari ini diduga sebagai orang yang menyuruh melakukan dan menyuplai bahan untuk dilakukan peracikan (petasan)," ujar Argo, Selasa (14/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini, kata Argo, pihaknya masih terus melakukan pencarian. Timnya juga masih berada di lapangan untuk melakukan pengejaran terhadap yang bersangkutan.
"Soal peran (pemodal atau hanya klien) nanti kami dalami lagi. Yang pasti tersangka ini meminta untuk dibuatkan dan menyuplai bahannya," katanya.
Polisi memastikan tersangka itu terkait atau turut serta dalam pembuatan petasan hingga terjadi ledakan di Dusun Sadeng, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok pada Minggu (19/2).
"Sebagai apa? Ya klien lah, karena sudah ada perjanjian atau permintaan. Karena sesuai dengan analisis awal adanya permintaan menjelang bulan puasa untuk dibuatkan petasan," katanya.
Berdasarkan informasi awal yang diterima polisi, 4 orang korban tewas yang kini juga ditetapkan sebagai tersangka diduga membuat bahan petasan atas permintaan seseorang.
"Kemudian, korban yang juga pelaku itu kemudian yang membuat, meracik kurang lebih selama 2 pekan, hingga akhirnya terjadi ledakan seperti itu," kata Argo.
Sebelumnya, Polres Blitar Kota menetapkan 5 tersangka ledakan petasan dahsyat yang juga menyebabkan puluhan warga luka dan puluhan rumah rusak.
Empat di antara tersangka itu adalah korban tewas akibat ledakan. Yakni Darman (65), Aripin (28), Widodo (23), dan Wawa (17) yang memang tinggal di satu rumah.
Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono menyebutkan bahwa keempat korban tewas dalam ledakan petasan itu terbukti telah meracik bahan petasan yang sudah dilarang.
(dpe/dte)