Fitria panik karena sudah sebulan belum kunjung datang bulan. Mahasiswi kesehatan semester 5 itu kemudian menelepon Yatimin, pacar gelapnya.
Dalam perbincangannya, Fitria mengatakan sepulang kuliah ingin menemui istri Yatimin. Ia ingin berterus terang dan tentunya minta pertanggungjawaban dengan dinikahi karena telah hamil.
Mendengar itu, Yatimin merayu Fitria agar tak datang ke rumahnya sendirian. Pria yang sehari-hari jadi kuli bangunan itu lalu menawarkan akan menjemputnya di terminal bus Nganjuk. Mahasiswi berusia 20 tahun itu pun menyetujuinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fitria adalah selingkuhan Yatimin, pria yang sudah berkeluarga. Bahkan saat itu istri Yatimin sedang hamil anak kedua. Hubungan gelap Yatimin dan Fitria sendiri sudah terjalin beberapa tahun belakangan.
Fitria yang telat datang bulan itu kemudian ingin bertemu Yatimin dan istrinya. Fitria ingin Yatimin menikahinya karena hubungan mereka sudah terlampau jauh. Namun niat Fitria ini dianggap Yatimin sebagai ancaman bagi keutuhan keluarganya.
Untuk itu, Yatimin pun mencegah kedatangan Fitria dengan berdalih menjemputnya di terminal. Sabtu, 17 Oktober 2015 sekitar pukul 19.00 WIB, Yatimin benar-benar menjemput Fitria, namun ia juga sudah menyiapkan tali dan sebilah pisau.
Dengan mengendarai motor Yamaha Vega Nopol AE 4875 FL, Yatimin menjemput Fitria. Keduanya lalu meninggalkan terminal menuju Madiun. Di tengah perjalanan, rupanya Yatimin membelokkan sepeda motornya masuk ke arah hutan jati di Desa Pajaran, Saradan, Kabupaten Madiun.
Di dalam hutan itu, tanpa curiga Fitria kembali mengutarakan permintaannya untuk dinikahi. Yatimin malah meminta Fitria untuk bersetubuh di hutan itu dengan cara Fitria diikat di sebuah pohon. Permintaan itu dituruti Fitria.
Puas bersetubuh sekitar 10 menit, Fitria kembali meminta untuk dinikahi. Kali ini, Yatimin lalu menuju motor dan mengambil pisau dapur dan langsung menusukkan ke perut Fitria sebelah kanan.