Salah seorang korban penyerangan massa perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Kota Mojokerto akhirnya melapor ke polisi. Korban mengaku dianiaya oknum pesilat PSHT menggunakan kayu.
Andi Setiawan (43) melapor ke Polsek Prajurit Kulon, Kota Mojokerto pada Sabtu (11/3) malam. Ia melapor ditemani istrinya, Ince Tus Ikawati dan Ketua Pagar Nusa Kota Mojokerto Arif Wahyudi.
Kepada polisi, warga Sinoman, Kelurahan Miji, Kecamatan Prajurit Kulon ini menyerahkan hasil visum dari RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Laporan bahwa saya sebagai korban kejadian kemarin. Bukti visum sudah saya serahkan ke polisi," kata Andi kepada wartawan, Minggu (12/3/2023).
Penyerangan di Sinoman gang 5, Kelurahan Miji mempunyai benang merah dengan unjuk rasa di depan Mapolres Mojokerto Kota pada Kamis (9/3) malam. Ribuan warga PSHT menuntut polisi segera mengungkap kasus penganiayaan yang menimpa rekan mereka di Kecamatan Dawarblandong, Gedeg, Kemlagi dan Jetis.
Massa membubarkan diri sekitar pukul 22.00-22.30 WIB. Sebagian berkonvoi melalui Jalan Brawijaya mengarah ke wilayah Sooko, Kabupaten Mojokerto. Ketika melintas di jalan tersebut, massa melihat sejumlah pesilat Pagar Nusa yang memberi salam persaudaraan di depan Sinoman gang 5.
Massa pun menyerang mereka hingga masuk ke dalam gang kecil yang notabene permukiman padat penduduk.
"Saat itu, saya dengan istri duduk santai di teras rumah. Saya dengar ada suara konvoi, ada petasan. Yang membuat saya keluar, ada teriakan ibu-ibu kalau ada tawuran," terang Andi.
Teriakan tersebut membuat Andi dan istrinya datang ke perempatan di dalam Sinoman gang 5. Di situlah ia melihat lebih dari 100 pesilat PSHT sudah memenuhi gang kecil tersebut. Ketika itu, belum ada pria dewasa warga setempat di lokasi.
Massa PSHT melempari sejumlah pesilat Pagar Nusa yang berlari ke arah timur di Sinoman gang 5 menggunakan batu dan bata merah. Pesilat Pagar Nusa juga membalas lemparan tersebut meskipun kalah jumlah.
"Langsung saya ke tengah perempatan meminta untuk berhenti. Salah satu senior dari massa barat (PSHT) melerai, sempat redam. Saat mereka balik, merusak lampu jalan dan CCTV. Sehingga istri saya teriak, jangan dirusak, ingat ibumu kamu masih kecil," jelas Andi sambil menirukan teriakan istrinya kala itu.
Menurut Andi, salah seorang pesilat PSHT justru memaki-maki istrinya. Sontak saja ia naik pitam, lalu memegang kaus oknum pesilat tersebut. Ia tidak bisa melihat jelas wajah si oknum karena tertutup masker.
Namun, ia memperkirakan usianya baru 15-17 tahun. Sejurus kemudian, 2 teman si pesilat memukulinya menggunakan kayu.
"Saya kena pukul di bahu, lengan kiri dan kanan, kepala belakang, juga dada luka memar. Istri saya juga kena pukul di kepala. Mungkin ketika pelaku memukuli saya, kena istri. Karena saat itu, istri merangkul saya dari belakang," ungkapnya.
Massa PSHT kembali ke Jalan Brawijaya karena dihalau senior mereka. Ditambah lagi terdapat 2 anggota polisi bersenjata yang datang ke lokasi.
Kapolsek Prajurit Kulon Kompol M Sulkan telah menerima laporan dari Andi. Pihaknya juga sudah menggali keterangan dari korban. "Kami lakukan penyelidikan dan memeriksa para saksi," cetusnya.
(abq/iwd)