Warga perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) menyerang permukiman di Kota Mojokerto hingga melukai 5 orang. Menurut pihak PSHT, penyerangan tersebut dipicu ulah sejumlah pesilat dari perguruan lain yang nekat unjuk diri ketika konvoi melintas.
Ketua Cabang PSHT Mojokerto Hari Sucipto mengatakan berdasarkan informasi yang ia terima, Pengamanan Terate (Pamter) sudah mengimbau agar 5 anggota perguruan silat lain tidak keluar di depan Sinoman gang 5, Kelurahan Miji, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto.
Ketika itu, para Pamter mengawal massa PSHT yang kembali dari unjuk rasa di Mapolres Mojokerto Kota. Rombongan konvoi melintas di Jalan Brawijaya. Sedangkan 5 pesilat dari perguruan silat lain tersebut sedang berlatih di halaman rumah warga Sinoman gang 5.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah disuruh masuk, malah keluar. Soalnya kan itu riskan sekali, kalau sudah keluar ketemu 2 perguruan, itu sesuatu yang terjadi. Apalagi memakai atribut perguruan," beber Hari kepada detikJatim, Jumat (10/3/2023).
Sementara pelatih perguruan silat lain, RD (17) menyatakan ketika itu ia dan 4 siswanya keluar ke depan Sinoman gang 5 untuk memberi salam persaudaraan kepada rombongan konvoi PSHT. Namun, salam tersebut justru memancing massa PSHT melakukan penyerangan.
Merespons pernyataan tersebut, Hari kembali menyampaikan informasi yang ia terima dari warga PSHT. Namun, ia masih harus mengecek langsung kepada para Pamter yang ketika itu bertugas mengawal. Begitu pula tentang apa yang sesungguhnya memicu penyerangan tersebut.
"Itu versi mereka. Kalau versi adik-adik saya (anggota perguruan silat lain) sudah dilarang keluar, katanya malah menerobos semua keluar," terangnya.
Terkait insiden tersebut, lanjut Hari, pihaknya akan berupaya menyelesaikan secara damai. Sebab selama ini, pihaknya mempunyai hubungan baik dengan pimpinan perguruan silat tersebut. Tentu saja tanpa mengabaikan hak para korban maupun menyinggung aparat penegak hukum.
"Kami pasti nanti menemui pihak korban maunya apa. Supaya minimal tidak memberatkan adik-adik kami, maksimal bisa damai, yang terbaik bagaimana, tidak melanggar hukum maupun pihak hukum, selesai melalui perundingan," tandasnya.
Unjuk rasa ribuan massa PSHT di depan Mapolres Mojokerto Kota berakhir pada Kamis (9/3) malam sekitar pukul 22.00 WIB. Sebagian massa kembali ke tempat asal dengan berkonvoi melalui Jalan Brawijaya.
Massa melakukan penyerangan ke Sinoman gang 5 karena melihat sekitar 5 pesilat dari perguruan lain. Warga PSHT melempari mereka dengan batu. Penyerangan ini melukai 1 pesilat perguruan lain, serta 4 warga setempat. Salah seorang korban adalah perempuan.
(dpe/dte)