DPRD Surabaya Harap Kasus Siswa Diduga Dikeroyok Selesai dengan Persuasif

DPRD Surabaya Harap Kasus Siswa Diduga Dikeroyok Selesai dengan Persuasif

Esti Widiyana, Setiadarma Wisnu - detikJatim
Jumat, 10 Mar 2023 21:13 WIB
Hearing di DPRD Surabaya
Hearing di DPRD Jatim terkait kasus dugaan pengeroyokan siswa di Surabaya (Foto: Setiadarma Wisnu)
Surabaya - Seorang pelajar SMPN 11, Darma, diduga dikeroyok di Jalan Sawah Pulo, Semampir dan tertabrak motor saat lari hingga mengalami patah tulang. Komisi D DPRD Kota Surabaya menggelar hearing bersama Dispendik, DP3A-PPKB, pihak sekolah, Kapolsek Semampir hingga orang tua korban terkait kasus itu .

Berdasarkan hasil hearing, diduga korban terlebih dahulu memukul inisial W karena masalah wanita. Kemudian W merasa tidak terima telah dipukul, akhirnya memanggil teman dan saudaranya untuk mengeroyok.

Saat dikeroyok, korban lari menyelamatkan diri. Nahasnya, di tengah lari, korban tertabrak motor dan terjatuh hingga mengalami patah tulang. korban pun sempat dirawat di RS PHC dan kini sudah pulang.

"Segala upaya sudah dilakukan pihak sekolah. Bahkan Kepolisian sudah melakukan upaya mediasi. Tapi kami berharap ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan, mengingat anak-anak ini usia belajar. Ananda D saat ini juga kelas 9 SMP dan proses untuk persiapan ujian. Lainnya juga anak-anak di sekolah yang sama. Kami berharap ini bisa diselesaikan dengan pendekatan persuasif," kata Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah kepada wartawan, Jumat (10/3/2023).

Khusnul juga meminta Dispendik, DP3A dan Kapolsek termasuk guru untuk tidak lelah mengunjungi yang bersangkutan untuk dilakukan mediasi. Mediasinya pun dilakukan dengan kelembutan, pendekatan berbasis agama, pendekatan perlindungan anak dan lainnya, sehingga bisa diselesaikan.

"Kami yakin ini bisa selesai dengan pola pendekatan yang bisa kita lakukan selama ini. Kami juga minta forum anak untuk mengunjungi. Kapolsek tadi menyampaikan masih berupaya mediasi ke keluarga. Ke ranah hukum dan bawa lawyer pasti butuh waktu panjang, sedangkan proses waktu untuk belajar yang perlu dihitung. Tapi karena ini terjadi pada anak-anak, kami berharap pendekatan persuasif, agama dan sebagainya," jelasnya.

Khusnul juga menyoroti kasus kekerasan terhadap anak beberapa waktu ini. Sehingga perlunya upaya-upaya yang perlu dilakukan Pemkot Surabaya.

"Dalam satu bulan ini beberapa kekerasan anak trennya agak naik, itu kan ada di wilayah utara. Kondisi ini jadi pelecut kita semua bekerja keras lagi menggali upaya-upaya yang harus dilakukan. Apa ada program yang ga pas atau apa," kata politisi asal PDI Perjuangan itu.

Khusnul juga meminta Kadispendik semakin masif melakukan sosialisasi monitoring di sekolah yang memiliki tingkat kerawanan cukup tinggi. "Tidak lupa menggandeng Kemenag yang membawahi beberapa sekolah-sekolah berbasis agama," ujarnya.

Sementara Plt Kepala DP3A-PPKB Nanik Sukristina mengatakan pihaknya melakukan pendampingan psikologi kepada korban maupun W. Kemudian juga akan turut dalam mediasi ulang antara kedua belah pihak.

"Kita juga berupaya untuk datang ke rumahnya home visit, tapi tidak ketemu. Nanti kita lakukan kunjungan lagi, kunjungan ulang. Untuk kondisi korban masih di rumah dan satunya (W) sudah sekolah. Kita tetap mengupayakan upaya mediasi. Apa pun itu nanti, jangka panjang kalau sampai ini masih belum putus," kata Nanik.

Terkait maraknya kekerasan sesama anak, pihaknya terus melakukan upaya sosialisasi dan edukasi. Dinas Pendidikan juga menguatkan di dalam pihak sekolahan.

"Ada usulan bukan hanya anak saja dilibatkan tapi orang tua juga harus dilibatkan dalam pendidikan. Untuk yang sekolah Islam akan kita gandeng. Kemarin setiap ada kesempatan kita selalu koordinasi dengan Dinkas," ujarnya.

Pada kenakalan anak di tingkat SMP, DP3A memberikan pembekalan untuk guru BK. Hal itu untuk memberikan pembekalan mental dan psikologi anak.

"Kita sering ada pertemuan untuk guru BK. Ga mungkin kita masuk ke semua sekolah. Jadi dengan guru BK kita undang sosialisasi, kita kuatkan," pungkasnya.


(abq/iwd)


Hide Ads