BT (16), seorang santri di pondok pesantren (ponpes) di Bangkalan tewas setelah dikeroyok sejumlah senioarnya. Polisi mengungkapkan motif pengeroyokan tersebut.
Kasat Reskrim Polres Bangkalan AKP Bangkit Dananjaya menjelaskan awalnya korban dituduh mencuri barang milik santri lain. Karena tuduhan ini, korban kemudian dibawa pelaku ke pengurus.
Saat dimintai klarifikasi, korban mengaku tidak mengambil barang apapun. Karena korban tak mengakui, pelaku geram dan menganiaya hingga tewas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pelaku menilai sikap korban itu telah memutar balikkan fakta dan membuat pelaku marah sehingga terjadi aksi tersebut," ujarnya, Kamis (9/3).
Menurut Bangkit, saat pengeroyokan, sebagian pengurus ponpes telah pulang, meski demikian sebagian juga masih di ponpes tapi tak berada di lokasi.
"Ada sebagian (pengurus) ada di lingkungan pondok didekat TKP," tutur Bangkit.
Dari penyelidikan ini, lanjut Bangkit, pihaknya telah memeriksa 20 saksi. Namun hingga kini, belum ada satu pun yag tetapkan sebagai tersangka karena masih didalami lebih lanjut.
"Sudah ada 20 saksi, untuk saat ini belum ada penetapan tersangka. Kami masih terus dalami baru nanti bisa kami tetapkan," tandas Bangkit.
Sebelumnya, kasus penganiayaan santri oleh seniornya terjadi di Bangkalan. Seorang santri junior di salah satu pondok pesantren diduga dianiaya oleh sekelompok santri senior hingga tewas.
Peristiwa dugaan pengeroyokan itu terjadi di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Geger, Bangkalan. Terjadinya aksi pengeroyokan hingga korban meninggal itu dibenarkan Kapolsek Geger AKP Suyitno.
"Iya betul ada kejadian (penganiayaan) tersebut dan mengakibatkan korban meninggal," kata Suyitno ketika dikonfirmasi detikJatim, Rabu (8/3).
(abq/iwd)