Penampakan Palu Pencabut Nyawa yang Dipakai Instruktur Senam Habisi Suami

Penampakan Palu Pencabut Nyawa yang Dipakai Instruktur Senam Habisi Suami

Sugeng Harianto - detikJatim
Kamis, 23 Feb 2023 08:14 WIB
Rekonstruksi pembunuhan suami instruktur Ngawi
Rekonstruksi pembunuhan oleh instruktur senam di Ngawi (Foto: Sugeng Harianto/detikJatim)
Ngawi -

Teka-teki tewasnya Romdan (45), suami instruktur senam akhirnya terungkap. Warga Desa Sirigan, Paron, Ngawi tersebut meninggal usai dihabisi Anis Puji Lestari alias Hanis (35), yang tak lain istrinya sendiri.

Polisi pun telah melakukan rekonstruksi bagaimana pelaku menghabisi nyawa suaminya sendiri. Palu 'mainan' berwarna kuning hijau dibawa Sat Reskrim Polres Ngawi dalam rekonstruksi. Palu ini pun menjadi perhatian warga.

Namun, palu tersebut bukan merupakan alat yang digunakan pelaku untuk memukul sang suami. Palu warna hijau kuning tersebut hanyalah sarana pengganti palu yang asli, agar tidak tampak seram dilihat. Di samping itu, juga bahaya jika palu asli dipegang pelaku saat rekonstruksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu hanya sarana untuk menggambarkan palu yang asli saja. Yang asli tidak kita suruh pegang pelaku karena bahaya nanti kalau mengamuk gimana," ujar Kasat Reskrim Polres Ngawi AKP Agung Joko Haryono saat dikonfirmasi detikJatim, Kamis (23/2/2023).

Palu asli yang digunakan pelaku memukul suami yakni jenis kayu yang juga dibawa untuk barang bukti dalam pers release oleh Kapolres Ngawi AKBP Dwiasi Wiyatputera, Rabu (21/2). Palu tersebut, oleh pelaku dipukulkan sebanyak empat kali di kepala korban saat ia tertidur.

ADVERTISEMENT

"Palu yang digunakan dari kayu untuk memukul suami sebanyak empat kali," tambah Agung.

Diberitakan sebelumnya, Romdan adalah petani warga Desa Sirigan, Paron, Ngawi. Istrinya Hanis (35) seorang instruktur senam. Romdan ditemukan tewas bersimbah di dalam kamar dengan luka di bagian kepala pada Sabtu (18/2) subuh.

Hanis yang pertama kali menemukan suaminya tewas di kamar itu. Karena cukup banyak darah di sekitar jenazah suaminya, perempuan itu meminta bantuan keluarga, bukannya melaporkan kejadian itu ke polisi atau perangkat desa setempat.

Kades Sirigan Suyanto yang datang ke rumah itu sempat menyarankan agar keluarganya melapor ke polisi. Sebab, kematian Romdan dinilai tidak wajar. Namun, salah satu anggota keluarga yang merupakan kakak Romdan bernama Suroto menolaknya. Pria itu bahkan melarang Suyanto dan warga lain melapor ke polisi.

Keluarga yang tidak mau kematian Romdan diketahui polisi langsung memakamkan jenazah di TPU setempat pada pukul 10.00 WIB. Meski tidak ada laporan dari keluarga maupun dari perangkat desa, polisi tetap mendengar kasus itu. Hingga ekshumasi dilakukan karena keterangan istri Romdan tidak konsisten.

(hil/fat)


Hide Ads