Pelaku kemudian lantas dibawa ke Polres Situbondo untuk diperiksa secara intensif. Namun, omongan perempuan itu selalu ngelantur.
"Saat dilakukan pemeriksaan intensif, jawabannya memang sering gak nyambung," kata Kasat Reskrim Polres Situbondo AKP Dhedi Ardi Putra saat dikonfirmasi detikJatim, Rabu (8/2/2023).
Dhedi mengatakan yang bisa mengetahui kejiwaan yang bersangkutan hanya dokter jiwa atau psikiater. Dari pemeriksaan itu dapat disimpulkan bagaimana kejiwaannya.
"Ini untuk mengetahui, apakah dia pura-pura gila atau gila beneran. Akan diketahui oleh dokter jiwa," terang Dhedi.
Sebab, bisa saja pelaku itu sebenarnya tidak gila. Tapi karena ditangkap warga lalu pura-pura seperti orang gila. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan kejiwaannya.
Diberitakan sebelumnya, seorang perempuan di Situbondo, tepatnya di Desa Lamongan, Arjasa, diamankan warga karena diduga sebagai pelaku penculikan anak. Karena dikhawatirkan jadi sasaran amuk massa, pelaku segera dibawa ke Polsek setempat.
Sementara perempuan berhijab tersebut tak dapat diketahui secara pasti nama dan dan identitas lainnya. Karena tak ada selembarpun tanda pengenal. Saat ditanya namanya, jawabannya terus berbelit dan selalu berubah-ubah.
Menurut keterangan warga sekitar tempat kejadian, kejadian bermula saat pelaku tetiba menggendong seorang balita berusia 18 bulan, anak pasangan Mu'in dan Romlatul, warga setempat.
Saat diamankan warga, dari tangan pelaku juga berhasil diamankan sebuah bungkusan. Setelah dibuka, bungkusan itu berisi sejumlah benda. Diantaranya pisau, alat suntik, serta benda lainnya.
(dpe/iwd)