Cerita Athok Ketemu Jokowi Minta Pembunuh 2 Anaknya di Kanjuruhan Dihukum

Cerita Athok Ketemu Jokowi Minta Pembunuh 2 Anaknya di Kanjuruhan Dihukum

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Selasa, 24 Jan 2023 16:21 WIB
Devi Athok saat di PN Surabaya
Devi Athok (bertopi) saat di PN Surabaya (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya - Devi Athok Yulfitri, keluarga korban Tragedi Kanjuruhan memberi kesaksian di persidangan. Ia kemudian menuturkan sempat tak makan hingga 5 hari karena dua putrinya jadi korban meninggal Tragedi Kanjuruhan.

Dua putri Athok yang meninggal adalah Devi Anggraeni (16) dan Natasya Febi Anggraeni (13). Keduanya tercatat merupakan siswi di SMKN 1 Janti dan SMPN 2 Bululawang.

Athok sendiri saat laga Arema FC vs Persebaya tak menonton karena ada pekerjaan yang tak bisa ditinggalkan. Sedangkan kedua anaknya berangkat menonton bersama mantan istrinya.

Hakim kemudian menanyakan apakah ada perhatian setelah dua anaknya jadi korban? Athok mengaku semangatnya sudah hancur setelah kedua anaknya jadi korban.

"Waktu itu nggak ada, lalu saya lapor polsek dan polres tidak ditanggapi. Sampai nggak makan 5 hari karena dunia saya sudah hancur, semangat sudah hancur karena memang tidak ada perhatian," kata Athok di ruang Cakra PN Surabaya, Selasa (24/1/2023).

Athok lantas menuturkan momen saat bertemu dengan Presiden Jokowi yang berkunjung ke Malang. Dalam momen itu, ia sempat ditanya apa tuntutannya.

"Waktu itu dari Presiden Jokowi ketemu di Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang. Waktu itu, keluarga yang meninggal ditaruh depan sendiri, lalu Pak Jokowi bilang 'apa yang saya harapkan, tolong dihukum yang membunuh anak saya', beliau bilang 'iya, baik'," ujar Athok.

Saat bertemu dengan Jokowi itu, Athok mengaku mendapat dua amplop berisi uang santunan dari pemerintah. Namun uang santunan itu masih utuh dan tersimpan. "Saya terima 2 amplop dan masih utuh di rumah saya, saya nggak butuh donasi, saya butuh keadilan," tandas Athok.

Seperti diketahui, sebanyak 135 orang meninggal dunia saat Tragedi Kanjuruhan. Kejadian ini terjadi seusai laga Arema FC kontra Persebaya yang berakhir 2-3. Penonton berebut dan berdesakan keluar saat polisi menembakkan gas air mata selepas pertandingan karena massa suporter turun ke lapangan.


(abq/dte)


Hide Ads