Kasus siswi SMK di Gresik berinisial MDM (17) yang nekat meloncat dari angkot karena takut diculik sopir akhirnya berakhir damai. Kedua belah pihak sepakat tidak memperpanjang kasus tersebut.
"Sudah selesai, antara siswi dan sopir angkot itu sudah berdamai," kata Kanit Tipidum Sat Reskrim Polres Gresik, Ipda Komang Andhika Haditya Prabu kepada detikJatim, Sabtu (21/1/2023).
Komang menjelaskan kasus tersebut hanyalah sebuah kesalah pahaman. Diketahui, sopir berinisi MA (70) asal Tuban ini memiliki keterbatasan pendengaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi setelah kita amankan dan dilakukan pemeriksaan, sang sopir itu memiliki keterbatasan pendengaran," jelas Komang.
Komang menambahkan biasanya para penumpang angkot yang dikemudikan MA, selalu mengatakan lokasi tujuan ketika hendak naik. Termasuk siswi dan tiga penumpang lainnya yang saat itu berada di angkot tersebut.
"Sebenarnya, ada tiga penumpang lainnya yang saat itu bersama MDM ini. Namun mereka turun sesuai lokasi tujuan awal yang disampaikan kepada sang sopir. Sedangkan siswi itu, sudah mengatakan lokasi tujuannya ketika hendak naik angkot kepada sang sopir," tambah Komang.
Namun, lanjut Komang, sebelum sampai di tujuan, siswi tersebut meminta turun kepada sang sopir. Namun, karena tak mendengar permintaan MDM, sopir angkot itu terus melajukan angkot berwarna hijau itu.
"Karena takut tak berhenti, siswi itu langsung lompat. Padahal, dari rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian, angkot tersebut berhenti tak jauh dari tempat siswi itu melompat," jelas Komang.
"Dari hasil pemeriksaan, memang MA sempat berhenti. Pas melihat ke belakang, siswi itu sudah tidak ada. MA pun melanjutkan perjalanan," lanjut Komang.
Mengenai MA yang meminta MDM menutup pintu, pada saat itu memang kondisi cuaca sedang hujan. Sehingga sang sopir meminta siswi tersebut menutup pintu dan jendela angkot.
"Tujuannya agar air hujan tidak masuk. Tapi namanya anak-anak lagi panik, jadi salah paham. Kasus ini semua salah paham saja," tutur Komang.
Untuk itu, pihaknya sudah mempertemukan antara sopir angkot, keluarga siswi SMK dan MDM sendiri. Di kesempatan itu juga, sang sopir meminta maaf dan memberikan tali asih kepada MDM yang masih dalam perawatan.
"Sudah bertemu dan keduanya saling memaafkan. Sebenarnya di usia yang nggak lagi muda, sopir itu selalu pulang ke Tuban setiap akhir pekan. Ketika Senin sampai Jumat selalu tidur di angkotnya," tutup Komang.
(dpe/iwd)