Ustaz di salah satu ponpes di Trenggalek diduga menganiaya 2 orang santri. Salah satu santri korbannya patah tulang tangan diduga karena dibanting.
Santri bernama GD (14) dan LM (14) warga Desa Tumpuk dan Desa Ngepeh, Kecamatan Tugu, Trenggalek diduga dianiaya ustaz MDP (17) warga Praju, Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Purwanto, Ayah GD mengatakan bahwa berdasarkan informasi yang dia dapatkan anaknya mengalami patah tulang setelah dibanting oleh sang ustaz.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak saya katanya dibanting, sehingga mengalami cidera pada tangannya," ujarnya, Sabtu (21/1/2023).
Purwanto mendapat kabar penganiayaan itu pada Jumat (20/1) petang sekitar pukul 18.00 WIB dari wali santri lain. Putranya dilarikan ke IGD RSUD dr Soedomo Trenggalek.
"Ternyata anak saya mengalami patah di tangan bagian kiri," katanya.
Dari keterangan yang dia dapatkan, anaknya diduga dianiaya ustaz MDP karena ketahuan berada di dalam kamar bersama temannya saat santri lainnya sedang ikut kegiatan.
Saat itu, kata Purwanto, para santri sedang mengikuti kegiatan persiapan pentas seni yang akan ditampilkan pada 28 Januari. Ustaz MDP mendapati putranya masih di kamar.
Saat itu GD melakukan kegiatan pemanasan olah raga bersama temannya. Ustaz MDP menegurnya, selain itu korban juga dipukul oleh pelaku dan dibanting hingga jatuh.
Akibat penganiayaan itu korban GD telah menjalani operasi. Sedangkan korban LM mengalami nyeri pinggang tapi sudah dibolehkan pulang dan hanya menjalani rawat jalan.
Humas RSUD dr Soedomo Trenggalek Sujiono menjelaskan bahwa korban GD mengalami patah tulang tertutup pada pergelangan tangan kirinya. Kondisinya dalam keadaan sadar.
"Untuk kondisinya sadar, ini tadi baru saja dilakukan tindakan operasi di bedah sentral untuk mengembalikan fungsi dari tangan itu. Alhamdulillah berjalan lancar," ujarnya.
Pihaknya mengaku masih melakukan pemantauan terhadap korban pasca-menjalani operasi.
(dpe/iwd)