Peristiwa miris terjadi di Kecamatan Dlanggu, Mojokerto. Seorang siswi TK diperkosa 3 anak laki-laki yang baru berusia 8 tahun. Setelah kasus ini terungkap, korban mengalami trauma berat dan enggan ke sekolah karena merasa malu.
Pengacara korban, Krisdiyansari menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi pada Sabtu (7/1/2023) antara pukul 11.00 sampai 13.00 WIB. Orang tua korban pun mengadukan kasus ini ke P2TP2A Mojokerto pada Selasa (10/1/2023) pagi.
Sudah dilakukan pemeriksaan psikis terhadap korban. Kepada psikolog yang melakukan pemeriksaan korban yang masih duduk di bangku TK besar itu mengaku sudah 5 kali diperkosa salah seorang terduga pelaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara 2 terduga pelaku lain yang terlibat hanya melakukan itu pada tanggal 7 Januari 2023.
"Yang 4 kali sepanjang 2022 di rumah salah seorang pelaku persis di sebelah rumah korban. Ketika kedua orang tua pelaku bekerja jualan sayur sehingga tidak ada orang di rumah," ujar Krisdiyansari kepada detikJatim, Kamis (19/1/2023).
Menurut Krisdiyansari, saat ini korban masih enggan sekolah karena malu. Anak perempuan berusia 6 tahun itu sangat membutuhkan trauma healing.
"Sekarang korban tidak sekolah lagi karena teman-temannya sudah pada tahu. Psikolog cuma pemeriksaan, kalau sampai terapi belum ada," sebutnya.
Tidak hanya melapor ke P2TP2A Mojokerto, pada Selasa itu orang tua korban juga melaporkan kasus itu ke Polres Mojokerto. Ketiga anak laki-laki yang diduga memerkosa korban menjadi terlapor. Sehingga korban menjalani visum di RSUD Prof dr Soekandar.
"Hasil visum memang menyatakan ada luka akibat memaksakan benda masuk ke dalam alat kelamin korban," ungkapnya.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Gondam Prienggondhani membenarkan pihaknya telah menerima laporan dari orang tua korban. Kasus dugaan persetubuhan dengan korban dan pelaku anak-anak ini masih diselidiki Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA).
"Iya benar, masih dalam proses penyelidikan," tandasnya.
Krisdiyansari menjelaskan bahwa 3 bocah terduga pelaku pemerkosaan dan pencabulan itu adalah tetangga korban yang tinggal di salah satu desa di wilayah Kecamatan Dlanggu, Mojokerto.
"Pelaku pertama memperkosa korban. Kemudian dia menyuruh temannya melakukan hal yang sama. Jika tidak, mereka diancam mau dipukul dan tidak dijadikan teman. Pengakuan korban, dua pelaku memperkosa, satunya mencabuli," katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa saat itu 2 teman korban berada di depan rumah kosong tempat terjadinya dugaan perkosaan.
Salah seorang teman korban menceritakan apa yang dialami korban kepada pengasuhnya. Si pengasuh menceritakan itu ke nenek dan ibu korban keesokan harinya, yakni pada Minggu (8/1/2023).
Sontak ibu korban yang geram melabrak orang tua bocah terduga pelaku. Selanjutnya, ibu korban melaporkan kejadian itu.
(dpe/dte)