Aremania Ngotot Kawal Sidang Tragedi Kanjuruhan di PN Surabaya

Aremania Ngotot Kawal Sidang Tragedi Kanjuruhan di PN Surabaya

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Kamis, 12 Jan 2023 21:15 WIB
Suporter Arema FC (Aremania) menyalakan api suar (flare) saat berunjuk rasa dan memblokir jalan di perempatan jalan Ciliwung, Malang, Jawa Timur, Minggu (4/12/2022). Unjuk rasa dengan memblokir jalan selama dua jam yang dilakukan Aremania di sejumlah titik di Kota Malang tersebut merupakan bentuk protes terhadap aparat penegak hukum atas penanganan kasus Tragedi Kanjuruhan yang dinilai jalan di tempat. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/aww.
Aremania saat melakukan aksi unjuk rasa di Kota Malang. (Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
Malang -

Aremania akan tetap berusaha datang mengawal sidang Tragedi Kanjuruhan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Walupun telah ada larangan datang baik dari suporter di Surabaya maupun dari pihak kepolisian.

"Kami tetap berjuang datang ke sana, karena ini demi saudara-saudara kami yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan," ujar koordinator Tim Gabungan Aremania (TGA) Dyan Berdinandri kepada detikJatim, Kamis (12/1/2023).

Ia mengatakan akan berkoordinasi dengan tim hukum TGA agar bisa mendapatkan akses dan diperbolehkan untuk mengawal persidangan yang akan berlangsung pada 16 Januari 2023 di PN Surabaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang akrab disapa Dyan Kucluk ini juga heran kepada petugas kepolisian di Surabaya yang mempersiapkan penjagaan sangat ketat saat sidang Tragedi Kanjuruhan.

"Saya sendiri cukup heran, kami ini mau mengawal kasus saudara-saudara kami yang meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan. Tapi penjagaannya cukup ketat, kayak mau perang aja," katanya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, salah satu Aremania Ambon Fanda menyampaikan bahwa larangan dari petugas kepolisian menimbulkan sebuah pertanyaan. Seharusnya warga negara berhak menyaksikan sidang secara langsung.

"Kan, kami ingin mengetahui seperti apa proses sidang Tragedi Kanjuruhan. Seharusnya seluruh warga masyarakat berhak untuk melihat persidangan itu," kata Ambon.

Ia juga menyayangkan alasan pelarangan dari polisi. Di mana pelarangan Aremania datang ke PN Surabaya saat sidang perdana Tragedi Kanjuruhan untuk mencegah gesekan antara suporter Surabaya dan Malang.

"Kami sedang mengawal kasus untuk keadilan, jika itu disangkutpautkan (gesekan antar Aremania dan Bonek), kan, aneh. Seharusnya polisi bukan melarang, melainkan melindungi warga negara," ujar Ambon.

"Sekarang dibangun mindset Aremania ini adalah perusuh. Siapa pun yang mengawal keadilan dianggap perusuh. Ya, nggak masuk akal. Kami aksi selama 3 bulan, mana pernah terjadi kerusuhan?" sambungnya.

Ambon pun menyampaikan harapan terbesarnya adalah suporter Surabaya bukan menolak Aremania datang ke sana, melainkan menolak persidangan Tragedi Kanjuruhan digelar di PN Surabaya.

"Harapan saya awalnya aliansi-aliansi suporter di Surabaya bisa menolak persidangan di sana dan dikembalikan lagi ke Malang. Tapi tiba-tiba sudah keluar jadwal sidang di tanggal 16 Januari mendatang," katanya.

Sebelumnya, sejumlah suporter Surabaya dan kepolisian sebelumnya telah melarang Aremania hadir saat persidangan Tragedi Kanjuruhan karena ditakutkan akan ada gesekan antarsuporter.




(dpe/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads