Kasus dukun gadungan pengganda uang masih terus diselidiki polisi. Meski pelaku sudah ditangkap, polisi masih menelusuri puluhan kantong darah manusia yang digunakan ritual oleh sang dukun gadungan.
"Kami akan lakukan tes lab darah-darah tersebut. Rencana hari ini kami tes labkan," kata Kanit Tipidek Ipda Lutfi Hadi kepada detikJatim, Kamis (12/1/2023).
Hadi menambahkan, tes lab tersebut untuk memastikan darah yang digunakan untuk ritual itu adalah darah manusia atau bukan. Saat ini, polisi hanya mengetahui jika itu darah manusia berdasar keterangan pelaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari pengakuan pelaku, itu darah manusia. Tapi kami akan tahu dari hasil lab nanti untuk memastikan itu darah manusia atau bukan," jelas Hadi.
Hadi menegaskan meski hasil darah tersebut belum keluar, pihaknya akan menelusuri asal-usul puluhan kantong berisi 250 cc yang diperoleh pelaku. Sebab, beberapa kantong darah tersebut tertempel logo PMI.
"Ada beberapa yang terdapat logo PMI, kami tunggu hasil lab. Kalau darah manusia, kami akan lakukan penyelidikan lebih dalam," kata Hadi.
![]() |
Saat ini pihaknya masih terus memeriksa pelaku. Termasuk, bagaiamana cara pelaku mendapatkan kantong-kantong darah yang seharusnya tak diperjualbelikan itu.
"Termasuk berapa harga per kantongnya, dari mana belinya. Tunggu kami lidik dulu, minggu depan kalau berkas semua sudah lengkap, kami akan rilis semua," tutup Hadi.
Sementara itu, Ketua PMI Gresik, Ahmad Nadlir memastikan puluhan kantong darah tersebut bukan dari PMI Gresik.
"Saya pastikan kantong darah itu bukan dari kami (PMI Gresik)," ujar Ketua PMI Gresik Ahmad Nadlir, Kamis (12/1/2023).
Nadlir menambahkan, sudah mendapat surat dari Ketua PMI Jusuf Kalla terkait adanya pemberitaan dukun gadungan yang menggunakan kantong darah untuk ritual. Namun, ia memastikan bahwa kantong darah yang keluar dari PMI Gresik harus ada tanda tangan rumah sakit yang membutuhkan.
"Harus teregistrasi dan ada barcodenya. Jadi seandainya darah yang ditemukan itu bisa juga darah expired pasti ada nomor seri barcodenya tidak mungkin begitu saja keluar. Tidak mungkin begitu gampangnya keluar," bebernya.
Nadlir menjelaskan, mengeluarkan darah berdasarkan ada permintaan rumah sakit. Kemudian kantong darah pasti ada nomor seri untuk mencocokkan pasien yang membutuhkan darah.
"Itu bisa di cek nomor serinya. Pasti bisa tahu yang mengeluarkan dari PMI mana. Saya menduga itu yang sudah expired, karena tidak mungkin kantong-kantong darah itu jatuh ke tangan orang sipil jika tidak melalui tangan ketiga," tutup Nadlir.
(dpe/dte)