Akibat pemukulan itu sejumlah siswa mengalami trauma hingga enggan berangkat ke sekolah.
Selain memberhentikan kepala sekolah, pihak yayasan juga akan memberikan pendampingan trauma healing kepada para siswi. Tujuannya para siswa merasa aman, dan mau kembali bersekolah.
"Kami sudah bekerja sama denganPPTPPA untuk memberikan pendampingan psikologi. Tentunya agar para siswa mendapatkan trauma healing dan kembali sekolah dengan rasa aman," kata Ketua Umum Yayasan Nurul Islam Ali Muchsin, Kamis (5/1/2023).
Selain itu, pihaknya juga akan memastikan jika AN tidak lagi melakukan aktivitas di sekolah sebagai guru. Agar para siswa lainnya tidak mendapatkan perlakuan yang sama.
"Kami juga sudah pastikan kepada keluarga dan korban jika AN tidak akan berada di sekolah. Jadi para siswa bisa kembali bersekolah dengan aman," tambah Ali.
Ali berharap agar peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak. Baik guru maupun murid. Apalagi dalam dunia pendidikan, kekerasan terhadap anak tidak dibenarkan meski untuk memberikan efek jera.
"Kita harap ini menjadi pembelajaran bagi kita semua. Ada peraturan-peraturan yang tidak boleh dilanggar, baik guru maupun murid," tutup Ali.
Ikuti berita menarik lainnya di Google News.
(dpe/fat)