Wali Kota Blitar Santoso menceritakan momen saat perampok menyatroni rumah dinas (rumdin) di Jalan Sudanco Supriyadi 18. Santoso disekap bersama istrinya di dalam kamar. Dia sebenarnya sempat meminta bantuan kepada Satpol PP yang berjaga di rumdin.
Santoso menceritakan, ketika itu posisi mulut dan matanya sudah dilakban. Tangannya juga diikat ke belakang. Perampok kemudian meminta Santoso menunjukkan ruang CCTV.
"Lah saat itu saya mencoba teriak minta tolong. Hanya sedikit rongga (di lakban)," beber Santoso, Selasa (13/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, tak ada yang merespons Santoso. 3 petugas Satpol PP yang berada di pos jaga sudah lebih dulu dilumpuhkan oleh para perampok.
"Tidak ada yang merespons. Ternyata Satpol PP sudah dilumpuhkan duluan," katanya.
Santoso mengaku tak punya ajudan atau asisten pribadi. Tiap malam, hanya ada Satpol PP yang berjaga.
Dia menambahkan, tak sempat mengenali wajah para perampok tersebut. Dia juga tak bisa memastikan apakah ada yang membawa senjata api.
"Tapi ada yang bawa parang sekitar 40 cm," ungkap Santoso.
Diberitakan sebelumnya, kawanan perampok menyatroni rumdin wali kota Blitar, Senin (12/12). Mereka menyekap 5 orang, antara lain wali kota, istri wali kota, dan 3 petugas Satpol PP penjaga pos.
Menurut polisi, perampok berjumlah 4-5 orang. Mereka naik mobil pelat merah. Setelah menyekap petugas jaga, mereka masuk ke rumdin lewat pintu samping dan mengambil DVR CCTV.
Simak video 'Perampokan di Rumdin Walkot Blitar Jadi Atensi Nasional':