Ayah Siswa SD Korban Bully di Malang Gemetar Dengar Hasil Diagnosis Dokter

Ayah Siswa SD Korban Bully di Malang Gemetar Dengar Hasil Diagnosis Dokter

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Kamis, 24 Nov 2022 23:12 WIB
Ilustrasi bullying
Foto: Thinkstock
Malang -

MWF (8) saat ini masih menjalani perawatan intensif di RSI Gondanglegi. MWF yang merupakan siswa SD di Kepanjeng, Malang ini diduga menjadi korban perundungan (bully) dan penganiayaan kakak kelasnya.

Edi Subandi, ayah MWF, yang sebelumnya menyampaikan bahwa kondisi anaknya mulai membaik syok mendengar hasil pemeriksaan yang disampaikan dokter. Pasalnya, cedera yang dialami MWF ternyata cukup parah.

"Kemarin CT-Scan dan hasilnya barusan dikasih tahu dokter. Kita dengarnya syok, karena ada pendarahan di otaknya itu hampir semua. Sama di otaknya mengalami pembengkakan," ujar Edi saat dihubungi detikJatim, kamis (24/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Edi bersama keluarga mengaku tidak menyangka jika cedera yang dialami MWF cukup parah. Edi pun mengaku merasa gemetar mendengar hasil pemeriksaan dari dokter tersebut.

"Dengar berita (penjelasan dokter) masih gemetaran. Kita belum bisa memberikan keterangan lebih panjang untuk sementara ini," kata Edi.

ADVERTISEMENT

Sementara waktu dokter akan melakukan pemantauan kondisi korban selama satu atau dua hari mendatang.

"Kita masih disarankan ke dokter sambil nunggu satu dan dua hari, disarankan ke dokter syaraf. Jadi disuruh nunggu dua hari sama dipantau dokternya," terang Edi.

Korban mengalami kritis saat masuk rumah sakit usai mengalami perundungan dan bully kakak kelasnya. MWF dianiaya kakak kelasnya saat pulang sekolah, Jumat (11/11/2022). Penganiayaan dilakukan di Bendungan Sengguruh di depan sekolahnya.

"Pengakuan anak saya, dia dari parkiran diseret tiga atau empat anak, kurang jelas, diseret ke Bendungan. Dianiaya di situ. Ditendang kepalanya, dadanya, sempat sesak nafas," terang Edi.

Setelah kejadian tersebut, pada Sabtu (12/11/2022) MWF tidak masuk sekolah karena muntah tidak berhenti-berhenti dan mengalami sakit kepala. Selama beberapa hari kondisi korban semakin memburuk, kejang-kejang hingga sempat tak sadarkan diri (koma).

Korban pun dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. Kasus perundungan ini telah dilaporkan polisi dan sedang dalam proses penyelidikan.

"Harapannya untuk proses (hukum) ya dilakukan sesuai hukum yang berlaku, biar jera dan tidak timbul masalah seperti ini lagi," tandas Edi.




(dpe/iwd)


Hide Ads