Polisi Selidiki Kasus Siswa SD Korban Bully Kakak Kelas di Malang

Polisi Selidiki Kasus Siswa SD Korban Bully Kakak Kelas di Malang

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Rabu, 23 Nov 2022 23:15 WIB
Neglected lonely child against the white wall.  Little girl crying in the corner. Violence concept.
Foto: iStock
Malang -

Seorang siswa SD di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang berinisial MWF (7) diduga menjadi korban perundungan kakak kelasnya. Polisi telah mendapatkan laporan dan tengah melakukan penyelidikan.

Kasi Humas Polres Malang Iptu Ahmad Taufik mengatakan ayah korban telah melapor ke Polres Malang Selasa (22/11). Dari laporan yang didapat, korban diduga dianiaya oleh kakak kelasnya.

"Berdasarkan laporan keluarga, korban mendapat penganiayaan dengan cara ditendang di bagian kepala dan dada," ujarnya kepada awak media Rabu (23/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taufik menambahkan bahwa saat ini pihaknya sedang menunggu hasil visum yang tengah dilakukan keluarga korban.

"Saat ini masih proses visum, dan hasilnya belum keluar. Nanti hasil visum yang akan menjelaskan secara lengkap," kata dia.

ADVERTISEMENT

Ayah korban Edi Subandi mengatakan anaknya yang duduk dibangku kelas 2 dianiaya kakak kelasnya yang duduk dibangku kelas 6. Penganiayaan dilakukan di depan sekolahnya SDN 1 Jenggolo.

Ia menceritakan kejadian bermula pada Jumat (11/11/2022) lalu, anaknya pertama kali masuk sekolah setelah absen selama kurang lebih 10 hari karena sakit tifus. Diakui Edi, saat itu kondisi anaknya memang belum sembuh total.

"Ya karena baru sakit, kondisinya belum sembuh total tapi masuk sekolah di SDN 1 Jenggolo. Anehnya hari itu anak saya pulang-nya terlambat tidak seperti biasanya," kata Edi.

Beberapa waktu kemudian anaknya pulang diantarkan kakek pencari rumput. MWF pun mengaku dianiaya kakak kelasnya. Korban diseret menuju Bendungan Sengguruh yang ada di depan sekolah dan mendapatkan penganiayaan.

"Menurut pengakuan anak saya, di parkiran diseret tiga atau empat anak, kita kurang jelas, diseret ke Bendungan Sengguruh. Dianiaya di situ. Ditendang kepalanya, dadanya, sempat sesak nafas," terang Edi.

"Habis itu, ditinggalkan, agak lama, ditemukan orang yang mencari rumput. Kemudian ditanya, kenapa adik kok belum pulang, tidak berani menyeberang. Dan dibantu hingga kemudian anak saya pulang ke rumah. Sampai rumah itu menangis," sambungnya.

Setelah kejadian tersebut, pada Sabtu (12/11/2022) anaknya tidak masuk sekolah karena muntah tidak berhenti-berhenti dan mengalami sakit kepala. Edi pun mengira hal itu dikarenakan penyakit tifus anaknya kambuh.

"Dibawa ke bidan langganan, dua hari kemudian agak reda. Tapi tiga hari kemudian pusing tidak tertolong dan mengalami kejang-kejang," ucapnya.

Diduga perundungan itu dilakukan kakak kelasnya dengan motif untuk melakukan pemalakan kepada korban.

"Jadi uang saku anak saya itu kan Rp 6 ribu per hari. Kemudian diminta oleh kakak kelasnya itu Rp 5 ribu. Jadi yang dibuat jajan tinggal seribu," tandasnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads