Polisi dari Polda Jatim dugaan tindak pidana perdagangan di Kecamatan Gempol dan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Lokasi penyekapan di tiga kecamatan di Pasuruan.
Antara lain Kecamatan Gempol, Pesanggrahan, dan Prigen.
Berikut fakta-faktanya:
1. 19 Perempuan, 4 di Bawah Umur Korban Trafficking Diamankan
Sebanyak 19 perempuan dewasa dan di bawah umur diamankan. Pengungkapan kasus itu terjadi Senin (14/11/2022) malam sekitar pukul 19.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Korban Disekap di Ruko Berkedok Warkop
Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Hendra Eko Triyulianto menyebut 19 korban diamankan di sebuah ruko yang berkedok sebagai warkop.
Mereka tidak boleh keluar kemana-mana. Selain itu handphone mereka juga disita.
Sekuriti ruko membenarkan penggerebekan tersebut. Ia menyebut selama ini para perempuan itu awalnya dipekerjakan jadi pelayan warkop dan kemudian dijajakan menjadi PSK.
"Mereka selama ini sebagai pelayan warkop. Ujung-ujungnya kalau sudah jinak lah kasarannya, mau dijual di Tretes," jelas Handoko.
3. Para Korban Dipaksa jadi PSK
Polisi menyebut 19 korban disekap di tiga kecamatan di Pasuruan. Antara lain Kecamatan Gempol, Pesanggrahan, dan Prigen. Pengungkapan kasus itu terjadi Senin (14/11/2022) malam sekitar pukul 19.00 WIB.
Hendra menyebut para korban tersebut disekap di sebuah ruko yang berkedok sebagai warkop. Tak hanya itu, mereka juga diduga dipaksa menjadi pekerja seks komersial (PSK).
Selama disekap, korban tak pernah diperbolehkan keluar kecuali saat melayani pria hidung belang. Selain itu handphone mereka juga disita.
4. Polisi Juga Amankan 5 Muncikari
Dalam penggerebekan itu, polisi juga mengamankan lima orang dan ditahan di Polda Jatim. Kelima ini terdiri dari muncikari hingga kasir mempunyai peran masing-masing.
Mulai dari muncikari hingga penjaga ruko. Mereka warga Jakarta, Sidoarjo dan Pasuruan.
5. Ruko Berkedok Warkop Kini Di-Police Line
Ruko berkedok warkop tutup dan tak ada aktivitas sama sekali. Garis polisi juga tampak terpasang di pintu warkop.
Handoko, sekuriti ruko membenarkan adanya penggerebekan tersebut. Ia menyebut selama ini para perempuan itu awalnya dipekerjakan jadi pelayan warkop dan kemudian dijajakan menjadi PSK.
"Mereka selama ini sebagai pelayan warkop. Ujung-ujungnya kalau sudah jinak lah kasarannya, mau dijual di Tretes," jelas Handoko.
(abq/fat)