Langkah Maju Kasus Tewasnya Santri Gontor dengan Adanya 2 Terduga Pelaku

Langkah Maju Kasus Tewasnya Santri Gontor dengan Adanya 2 Terduga Pelaku

Tim detikJatim - detikJatim
Rabu, 07 Sep 2022 07:03 WIB
ponpes gontor
Ilustrasi Ponpes Gontor (Foto: Charoline Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Seorang santri di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), AM (17) tewas dianiaya temannya. Polisi masih mendalami kasus ini. Namun, pihak kepolisian mengaku telah mengantongi dua nama terduga pelaku.

Terbaru, polisi telah melakukan olah TKP terkait kasus tewasnya santri asal Palembang, Sumsel ini. Dalam olah TKP ini polisi menyita berbagi barang bukti seperti pentungan, air mineral, minyak kayu putih, becak

"Ada barang bukti yang diamankan ada pentungan, air mineral, minyak kayu putih, becak," tutur Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo kepada wartawan, Selasa (6/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Catur menambahkan olah TKP dan pra rekonstruksi dilakukan Satreskrim Polres Ponorogo mulai pagi hingga siang hari. Hasilnya ada 50 adegan diperagakan.

"Poin-poinnya yang paling parah seperti penjemputan dan kegiatan sampai meninggal dunia di IGD sudah kita rangkum," terang Catur.

ADVERTISEMENT

Lokasi olah TKP, lanjut Catur, di lokasi tempat pramuka di dalam pondok. Penyebab penganiayaan karena ada salah paham kekurangan alat.

"Untuk motif, lebih lengkapnya nanti," tandas Catur.

Menurut Catur, kini ada penambahan saksi, total ada 11 saksi yang diperiksa. Tambahan ada 2 staff IGD yang dilakukan pemeriksaan.

"Tim besok berangkat ke Palembang, untuk berkoordinasi dengan pihak keluarga dalam proses autopsi," ujar Catur.

Catur pun mengimbau kepada wali santri agar kejadian serupa tidak terulang harus ada pengawasan ketat dan berjenjang dari pondok.

"Harus ada pengasuh yang melekat dan mengawasi, bagaimanapun juga lembaga pendidikan pasti ada waktu luang dan rawan, sehingga ada tindakan senioritas," papar Catur.

Saat ini, dugaan pelaku ada dua orang yang merupakan santri senior

"Ada dua santri, domisili luar pulau Jawa," kata Catur.

Ditanya soal adanya kelalaian dalam kasus ini, Catur menerangkan, korban sempat dibawa ke IGD namun nyawanya tidak tertolong.

"Kami terus berkomunikasi dengan ibu korban, doakan semoga semua cepat terungkap dan selesai," pungkas Catur.

Kronologi terungkapnya kasus penganiayaan yang menewaskan santri di Gontor, baca halaman selanjutnya!

Sebelumnya, seorang ibu bernama Soimah mengaku anaknya bernama AM (17) meninggal pada 22 Agustus 2022 lalu, pukul 06.45 WIB. Dan dia baru mendapat kabar 3 jam setelahnya, tepatnya pada pukul 10.00 WIB. Soimah menduga putranya yang mondok di Ponpes Gontor itu tewas karena dianiaya.

Dia berharap kasus kematian anaknya dapat diusut tuntas. Dia pun menjelaskan alasan belum berani melaporkan ke polisi karena kasus ini bersangkutan dengan lembaga besar.

"Meninggalnya karena dianiaya, saya belum berani melapor karena urusannya kan dengan lembaga besar, jadi saya mohon bapak bantu kami," ungkap Soimah sambil terus menangis.

Anak Soimah saat ini sudah dimakamkan, namun Soimah menyebut ada kejanggalan pada kematian anaknya itu.

"Saat dimakamkan kafannya ada darah, dan ganti kafan sebanyak dua kali," kata salah seorang kerabat Soimah di lokasi.

Sementara itu, Soimah sempat mengadukan hal ini ke Pengacara Hotman Paris. Kasus ini pun kemudian viral hingga membuat pihak Gontor buka suara. Pihak Ponpes Gontor mengakui ada dugaan penganiayaan.

"Atas nama Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, saya selaku juru bicara pondok, dengan ini menyampaikan beberapa hal terkait wafatnya Almarhum Ananda AM, santri Gontor asal Palembang, pada hari Senin pagi, 22 Agustus 2022," kata juru bicara Pondok Modern Darussalam Gontor, Noor Syahid, dalam keterangan tertulis, Senin (5/9).

Ada tiga poin yang disampaikan pihak Ponpes Gontor. Pertama, keluarga besar Pondok Modern Darussalam Gontor memohon maaf sekaligus berbelasungkawa yang sebesar-besarnya atas wafatnya almarhum AM, khususnya kepada orang tua dan keluarga almarhum di Sumatera Selatan.

"Kami sangat menyesalkan terjadinya peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum dan sebagai pondok pesantren yang concern terhadap pendidikan karakter anak, tentu kita semua berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari," ujarnya.

Pihak Ponpes Gontor juga meminta maaf kepada orang tua dan keluarga almarhum jika dalam proses pengantaran jenazah dianggap tidak jelas dan terbuka. "Sekali lagi, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," tuturnya.

Akhirnya, pengacara kondang Hotman Paris pun mempertanyakan mengapa pihak Pesantren Modern Darussalam Gontor tidak lapor polisi setelah tahu ada penganiayaan yang menewaskan salah seorang santrinya. Sebagaimana keterangan tertulis kemarin, Gontor justru mengeluarkan pelaku dari Ponpes dan mengembalikannya kepada orang tua pelaku.

"Sesudah viral di Hotman 911, pimpinan Pesantren Darussalam Gontor baru membuat tanggapan. Kenapa tidak lapor Polisi? Kenapa hanya pecat? Kenapa pelaku dikembalikan ke orang tua," tulis Hotman dalam akun Instagramnya, seperti dikutip detikNews, Selasa (6/9/2022).

Menurut Hotman, seharusnya pihak Gontor segera melapor kepada polisi sehingga polisi pun bisa menindaklanjuti kasus tersebut.

"Harusnya antar ke polisi! Agar Polres Ponorogo hubungin sahabat keluarga korban di @eenwierono 0813 6702 0000," sesalnya.

Halaman 2 dari 2
(hil/fat)


Hide Ads