Beda dengan Sambo, Benny Mamoto Tak Pakai Ajudan Belajar dari Pengakuan Teroris

Kabar Nasional

Beda dengan Sambo, Benny Mamoto Tak Pakai Ajudan Belajar dari Pengakuan Teroris

Tim detikX - detikJatim
Selasa, 06 Sep 2022 17:38 WIB
Benny Mamoto.
Komisioner Kompolnas, Benny Mamoto mengaku tak pernah memakai ajudan saat menjabat perwira Polri (Iistimewa)
Surabaya -

Jumlah ajudan Mantan Kadiv Humas Polri Irjen Ferdy Sambo menjadi sorotan. Ini karena jumlahnya hingga 8 orang. Meski begitu, tak semua pejabat dan perwira Polri mau mengambil ajudan.

Salah satunya yakni, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional, Benny Mamoto. Benny merupakan pensiunan Polri dengan pangkat terakhir Irjen (Purnawirawan).

Benny mengaku selama aktif sebagai perwira Polri menolak saat ditawari ajudan. Ia beralasan keberadaan ajudan dapat membuatnya mengalami ketergantungan dan menjadi kurang waspada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keengganan Benny menolak ajudan juga karena belajar dari pengakuan teroris. Menurutnya, teroris biasanya enggan menyerang pejabat yang tak punya ajudan.

"Saya belajar dari teroris yang saya periksa. Mereka bilang, kalau ada pejabat yang harusnya dikawal tapi justru tidak ada pengawal, mereka justru khawatir akan dijebak karena mungkin ada pengawalan tertutup," kata Benny seperti disadur dari detikX, Selasa (6/9/2022).

ADVERTISEMENT

Karena terbiasa enggan dikawal, Benny bahkan sempat dimarahi atasannya. Saat itu pengawal yang disiapkan oleh atasannya justru disuruh pulang.

"Saya operasi pembebasan sandera di Filipina Selatan sendirian tanpa senjata pada 2005," jelasnya.

Sementara itu, Penasihat Ahli Kapolri dan mantan Kepala Divisi Hukum Polri Aryanto Sutadi mengatakan selama ini di tubuh Polri tidak ada aturan khusus yang mengatur keberadaan ajudan. Namun setiap ajudan pasti memiliki surat perintah pengangkatan.

"Saya tidak pernah baca job description ajudan. Itu kan job ajudan nggak penting-penting banget, jadi di aturan Kapolri tidak ada. Ya, didasarkan kebiasaan saja," ujar Aryanto.

Terkait tugas ajudan, menurut Aryanto, berbelanja urusan rumah tangga pejabat Polri dan keluarganya itu bukanlah tugas seorang ajudan. Dia juga menyebut kebiasaan di Polri biasanya cukup memberikan dua orang ajudan kepada seorang pejabat Polri.




(abq/abq)


Hide Ads