Aksi unjuk rasa tersebut berlangsung sekitar pukul 14.25 WIB, Selasa (6/9/2022). Spanduk dan poster kritik tolak kenaikan BBM dibentangkan peserta aksi. Dalam orasinya, mereka secara tegas menyatakan menolak kenaikan harga BBM, karena dianggap memberatkan rakyat.
"Kami di sini bukan semata-mata mencari sensasi dan kepentingan pribadi, tapi kita berdiri sendiri untuk kepentingan rakyat," teriak korlap aksi.
Mahasiswa sampai turun jalan, karena untuk membela rakyat Indonesia. "Kami di sini untuk menyadarkan pemerintah bahwa rakyat sedang menjerit," cetusnya.
Satu per satu mahasiswa berorasi terkait penolakan kenaikan harga BBM. Semua aspirasi mereka ungkapkan atas kekesalannya kepada pemerintah yang telah menaikkan harga BBM.
"Bahan pokok semakin tinggi, BBM juga naik. Ini sangat menyengsarakan rakyat. Karena kemarin baru saja terdampak pandemi, ekonomi rakyat melemah, tapi pemerintah tidak kasihan kepada rakyat," teriak mereka.
Ratusan personel kepolisian tampak bersiaga, mengamankan jalannya unjuk rasa. Beberapa ruas jalan di sekitar gedung DPRD Banyuwangi juga dialihkan.
Kabag Ops Kompol Agung Setya Budi mengatakan, ada 165 personel gabungan yang diterjunkan untuk pengamanan.
"Personel gabungan yang diterjunkan mulai Polsek Rayon Kota, Satuan Lalu Lintas, gabungan dari Sabhara, Reskrim dan Intelijen," beber Agung.
Agung menyebut, mahasiswa yang melakukan unjuk rasa itu terdiri dari empat elemen massa. Aksi demo ratusan mahasiswa tolak kenaikan harga BBM masih berlangsung damai dan berakhir sekira pukul 16.00 WIB.
"Mereka dari GMNI, HMI, IMM dan Forum BEM Banyuwangi. Konsentrasi massa penolakan BBM terpusat di depan gedung DPRD Banyuwangi," pungkasnya.
(fat/fat)