Santri yang Aniaya Temannya hingga Tewas Dikeluarkan dari Ponpes Gontor

Santri yang Aniaya Temannya hingga Tewas Dikeluarkan dari Ponpes Gontor

Charoline Pebrianti - detikJatim
Senin, 05 Sep 2022 19:38 WIB
ponpes gontor
Ponpes Gontor Ponorogo (Foto: Charoline Pebrianti)
Ponorogo - Ponpes Gontor mengakui adanya dugaan aksi penganiayaan yang menewaskan salah satu santrinya. Ponpes Gontor telah melakukan tindakan terhadap santri pelaku penganiayaan.

"Menyikapi hal ini, kami langsung bertindak cepat dengan menindak/menghukum mereka yang terlibat dugaan penganiayaan tersebut," ujar juru Bicara Pondok Modern Darussalam Gontor Ustaz Noor Syahid dalam surat pernyataan yang diterima detikJatim, Senin (5/9/2022).

Ustaz Noor mengatakan di hari yang sama ketika AM tewas, pihaknya langsung mengambil tindakan tegas dengan menjatuhkan sanksi kepada santri yang diduga terlibat. Tindakan itu yaitu dengan mengeluarkan yang bersangkutan dari Ponpes Gontor secara permanen.

"Kami langsung mengantarkan mereka kepada orang tua mereka masing-masing," kata Ustaz Noor.

Ustaz Noor mengatakan Ponpes Gontor tidak menoleransi adanya kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apapun bentuknya. Karena itu Ponpes Gontor menyerahkan kasus ini ke polisi.

"Pada prinsipnya kami, Pondok Modern Darussalam Gontor, tidak mentoleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apa pun bentuknya, termasuk dalam kasus almarhum AM ini," kata Ustaz Noor.

Sebelumnya, seorang ibu bernama Soimah mengaku anaknya bernama AM (17) meninggal pada 22 Agustus 2022 lalu, pukul 06.45 WIB. Dan dia baru mendapat kabar 3 jam setelahnya, tepatnya pada pukul 10.00 WIB. Soimah menduga putranya yang mondok di Ponpes Gontor itu tewas karena dianiaya.

Dia berharap kasus kematian anaknya dapat diusut tuntas. Dia pun menjelaskan alasan belum berani melaporkan ke polisi karena kasus ini bersangkutan dengan lembaga besar.

"Meninggalnya karena dianiaya, saya belum berani melapor karena urusannya kan dengan lembaga besar, jadi saya mohon bapak bantu kami," ungkap Soimah sambil terus menangis.

Anak Soimah saat ini sudah dimakamkan, namun Soimah menyebut ada kejanggalan pada kematian anaknya itu.

"Saat dimakamkan kafannya ada darah, dan ganti kafan sebanyak dua kali," kata salah seorang kerabat Soimah di lokasi.


(iwd/iwd)


Hide Ads