Fakta Baru Penipuan Perumahan Abal-abal di Malang Telan Kerugian Rp 24 M

Fakta Baru Penipuan Perumahan Abal-abal di Malang Telan Kerugian Rp 24 M

Tim detikJatim - detikJatim
Jumat, 26 Agu 2022 09:19 WIB
Penampakan rumah abal-abal di Malang
Perumahan abal-abal di Malang bikin korban rugi Rp 24 M. (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang -

Nasib malang menimpa ratusan pembeli perumahan Grand Emerald Malang. Sebanyak 236 orang menjadi korban penipuan perumahan abal-abal yang berlokasi di Desa Gondowangi, Wagir, Kabupaten Malang. Jika ditotal, kerugian korban mencapai Rp 24 miliar.

Sementara itu, Polda Jawa Timur telah menetapkan pengembang proyek sebagai tersangka. Adalah Dirut PT Developer Properti Indoland (DPI) berinisial MA (46) yang kini mendekam di balik jeruji besi. Kendati demikian, para korban belum bisa lega, mereka mengingingkan uangnya kembali.

detikJatim menghimpun sejumlah fakta terbaru soal penipuan ini, simak ya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korban Sebut Kerugian Capai Rp 24 Miliar

Ketua Paguyuban Customer Grand Emerald Malang Adi Sumitro mengatakan, sebenarnya ada 236 orang yang menjadi korban penipuan perumahan abal-abal ini. Jumlah itu sudah termasuk pembeli yang sudah bayar kontan maupun yang mencicil.

Total nilai kerugian korban mencapai Rp 24 miliar. Sebelumnya, polisi menyebutkan kerugian para korban sebesar Rp 5,6 miliar. Namun, jumlah itu hanya dihitung dari para korban yang melapor. Sejauh ini, Polda Jatim baru menerima 41 laporan dari 236 orang yang menjadi korban penipuan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Total ada 236 customer, ter-update Juni 2021. Mayoritas customer warga luar Malang, salah satunya Surabaya. Kerugian jika ditotal mencapai Rp 24 miliar," jelas Adi kepada detikJatim, Kamis (25/8/2022).

Sempat Promo di Radio Swasta Surabaya

Ratusan korban ini awalnya mendapatkan informasi promo penjualan rumah di Perum Grand Emerald pada 2017 lalu. Penawaran didengar dari siaran salah satu radio swasta di Kota Surabaya.

Adi mengaku, dirinya bukan bagian dari customer yang melapor ke Polda Jawa Timur. Sebab, dia pribadi masih berharap bisa mendapatkan rumah yang memang sudah dibayar.

"Saya bukan bagian yang melapor, karena masih berharap bisa mendapatkan unit yang kami beli. Ada 41 orang yang melapor ke Polda Jatim dan kasus sekarang sedang ditangani itu, makanya kerugian disebutkan Rp 5,6 miliar," akunya.

Janji Serah Terima Tahun 2019

Developer, menurut Adi, sempat menjanjikan akan memberikan rumah pada 2019. Namun, hingga tiga tahun berselang, janji itu tak segera ditepati.

"Janjinya serah terima tahun 2019, karena kami melihat ada aktivitas di lokasi. Kami percaya waktu itu, tapi ternyata sampai Lebaran tahun 2021 belum juga ada realisasi," katanya.

Curahan hati korban penipuan perumahan abal-abal, di halaman selanjutnya!

Korban Ingin Uangnya Kembali

Sementara itu, salah satu korban mengaku cukup lega karena pelaku telah dijadikan tersangka. Namun, ia masih ingat bagaimana letihnya menabung selama tiga tahun untuk membeli rumah impiannya tersebut.

Korban tersebut berinisial NW (48), warga asal Kabupaten Gresik. Uang untuk pembelian rumah itu didapatkan NW dari hasil menabung selama lebih dari tiga tahun.

Ia mengaku sengaja membeli rumah di perumahan Grand Emerald Malang untuk tujuan investasi jangka panjang. Ia tertarik membeli rumah karena konsepnya dinilai bagus dengan lokasinya yang strategis dengan harga terjangkau.

Satu unit rumah di blok A1 Nomor 21 akhirnya dipilih dengan tanda jadi sebesar Rp 1 juta dan uang muka Rp 49 juta. Ketika mendatangi lokasi perumahan, ia melihat ada bangunan rumah contoh, salah satunya berbahan kayu. Usai ditangkapnya pelaku, ia tetap berharap uang ratusan juta yang didapatkannya dengan susah payah ini bisa kembali.

"Sekarang saya hanya ingin uang saya kembali," kata NW kepada detikJatim, Kamis (25/8/2022).

Promo Menarik yang Menggiurkan Korban

NW menceritakan, developer perumahan sering mengobral promo menarik agar para korban tertarik masuk perangkapnya. Salah satu promonya, rumah yang dijual Rp 350 juta itu ditawarkan dengan harga Rp 225 juta.

Hal ini lah yang membuat NW kepincut. NW mengaku dirinya tertarik membeli dua rumah di Grand Emerald Malang. Satu bulan berselang usai membeli satu unit rumah, NW kembali membeli rumah lagi. Ia tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan potongan harga karena masih berada dalam masa promo. Sudah murah, pembeli juga mendapat kesempatan berangkat umrah.

"Karena promo hanya dijual Rp 225 juta, plus gratis umrah. Saya dengar promo itu dari radio SS tahun 2020 lalu," terang NW.

Lahan Bermasalah

NW bercerita, di tengah membayar cicilan rutin hingga 10 kali untuk rumah pertama dan sembilan kali cicilan rumah kedua, NW mendapatkan kabar jika status lahan Grand Emerald Malang itu bermasalah. Mulai dari situ, NW aktif berkomunikasi dengan customer lain untuk mengupayakan solusi atas rumah yang telah dibelinya.

"Di tengah perjalanan, perusahaan di take over dan mengaku akan meneruskan pembangunan," kata NW.

Sayangnya, janji hanya tinggal janji. NW mengaku developer tak melanjutkan pembangunan hingga akhirnya rumah ini mangkrak. Ia berharap uang pembelian rumah sebesar Rp 193 juta di Grand Emerald Wagir dapat dikembalikan.

"Tapi sampai sekarang tak terealisasi, karena tanahnya bermasalah. Sekarang saya hanya ingin uang saya kembali," imbuhnya.

Penampakan Perumahan Abal-abal

detikJatim sempat menelusuri ke lokasi pada, Selasa (23/8/2022), siang. Dari lokasi memang ditemukan sebuah komplek perumahan belum jadi. Lokasi tepatnya di Dukuh Poh Bener, Dusun Wiloso, Desa Gondowangi, Wagir, Kabupaten Malang.

Akses menuju perumahan harus melintasi jalan berlubang dan berbatu. Lokasinya juga sangat jauh dari akses Jalan Raya Gondowangi.

Namun tak ditemukan nama Grand Emerald di lokasi. Perumahan masih setengah jadi tersebut bernama Citra Baru Raya Malang. Nama itu terpampang di dinding berbatu pada sebelah kanan akses masuk perumahan.

Menurut warga sekitar, komplek perumahan tersebut dulunya memang bernama Grand Emerald, namun sejak beberapa bulan ini berganti nama Citra Baru Raya.

"Iya ini, Grand Emerald, sekarang namanya ganti itu (Citra Baru Raya)," ujar seorang ibu yang rumahnya persis di seberang akses perumahan.



Hide Ads