Ratusan orang menjadi korban penipuan perumahan abal-abal Grand Emerald Malang. Penipuan ini sebenarnya telah terendus lantaran status lahan Grand Emerald Malang bermasalah. Sang developer bahkan berjanji tetap meneruskan pembangunan perumahan ini, namun janji itu cuma manis di bibir.
Hal ini diungkapkan seorang korban asal Gresik berinisial NW. Saat itu, NW membeli dua rumah. Ia mengaku kepincut promo yang ditawarkan developer. Betapa tidak, rumah Rp 350 juta, ditawarkan dengan harga Rp 225 juta saja.
NW bercerita, di tengah membayar cicilan rutin hingga 10 kali untuk rumah pertama dan sembilan kali cicilan rumah kedua, dia mendapatkan kabar jika status lahan Grand Emerald Malang itu bermasalah. Mulai dari situ, NW aktif berkomunikasi dengan customer lain untuk mengupayakan solusi atas rumah yang telah dibelinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di tengah perjalanan, eh perusahaan di-take over dan mengaku akan meneruskan pembangunan," kata NW kepada detikJatim, Kamis (25/8/2022).
Sayangnya, janji hanya tinggal janji. NW mengaku developer tak melanjutkan pembangunan hingga akhirnya rumah-rumah di sana mangkrak. Ia berharap uang pembelian rumah sebesar Rp 193 juta di Grand Emerald Wagir dapat dikembalikan.
"Tapi sampai sekarang tak terealisasi, karena tanahnya bermasalah. Sekarang saya hanya ingin uang saya kembali," imbuhnya.
Sebelumnya, NW bercerita, dirinya sengaja membeli rumah di perumahan Grand Emerald Malang untuk tujuan investasi jangka panjang. Ia tertarik membeli rumah karena konsepnya dinilai bagus dengan lokasinya yang strategis dengan harga terjangkau.
Tak hanya itu, NW menceritakan, ketika promosi, developer mengaku harga normal satu unit rumah sebesar Rp 350 juta. Namun, sang developer mematok harga promosi menjadi Rp 225 juta. Sudah murah, pembeli juga mendapat kesempatan berangkat umrah.
"Karena promo hanya dijual Rp 225 juta, plus gratis umrah. Saya dengar promo itu dari radio tahun 2020 lalu," terang NW.
Ada ratusan korban penipuan perumahan abal-abal, di halaman selanjutnya!
'Cuma' 41 Orang dari Ratusan Korban Perumahan Abal-abal yang Lapor Polisi
Sementara itu, Ketua Paguyuban Customer Grand Emerald Malang, Adi Sumitro mengatakan, sebenarnya ada 236 orang yang menjadi korban penipuan perumahan abal-abal ini. Jumlah itu sudah termasuk pembeli yang sudah bayar kontan maupun yang mencicil.
"Total ada 236 customer, ter-update Juni 2021. Mayoritas customer warga luar Malang, salah satunya Surabaya," jelas Adi kepada detikJatim, Kamis (25/8/2022).
Ratusan korban ini awalnya mendapatkan informasi promo penjualan rumah di Perum Grand Emerald yang berlokasi di Desa Gondowangi, Wagir, Kabupaten Malang, pada 2017 lalu. Penawaran didengar dari siaran salah satu radio swasta di Kota Surabaya.
Adi mengaku, dirinya bukan bagian dari customer yang melapor ke Polda Jawa Timur. Sebab, dia pribadi masih berharap bisa mendapatkan rumah yang memang sudah dibayar.
"Saya bukan bagian yang melapor, karena masih berharap bisa mendapatkan unit yang kami beli. Ada 41 orang yang melapor ke Polda Jatim dan kasus sekarang sedang ditangani itu, makanya kerugian disebutkan Rp 5,6 miliar," akunya.
Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan orang menjadi korban penipuan perumahan abal-abal di Desa Gondowangi, Wagir, Kabupaten Malang. Tak tanggung-tanggung, total kerugian yang dilaporkan ke polisi mencapai Rp 5,6 miliar. Para korban melaporkan kasus ini kepada Polda Jatim.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto menjelaskan, modus yang dilakukan tersangka MA adalah investasi pembangunan dan penjualan perumahan. Rumah tersebut berada di perumahan Grand Emerald Malang. Total ada 41 orang yang melapor ke polisi.
"Modus operandi dari pelaku ini penipu para korban dengan kedok dana investasi pembangunan perumahan dan penjualan rumah di perumahan Grand Emerald Malang," ungkap Dirmanto kepada wartawan saat rilis di Polda Jatim, Senin (22/8).