Komnas HAM mengungkapkan handphone milik Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J sampai sekarang masih belum ditemukan. Komnas HAM juga mendapati temuan bahwa beberapa HP dalam kasus ini juga telah berganti.
Hal tersebut diungkapkan Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam rapat dengan Komisi III DPR di gedung DPR, Jakarta, Senin (22/8/2022).
Anam mengatakan pihaknya sudah memeriksa ponsel milik ajudan Sambo yang lain. Namun ponsel itu sudah banyak berganti.
"Merangsek lagi kami. Karena ADC (ajudan) ini ketika ditanya mana HP-nya dan sebagainya. Tetapi HP-nya seperti yang dijelaskan Pak Ketua, sudah banyak yang diganti," ujarnya dilansir dari detikNews.
Ternyata, tidak hanya HP yang diganti. Rekam jejak digital HP juga tidak ada.
"Tidak hanya pergantian HP, tetapi juga rekam jejak digital HP-nya juga nggak ada. Nah itu catatan kami. Nah itu berangkatnya dari komunikasi Yoshua dan Vera (pacar Yoshua)," ungkapnya.
3 Grup WA Dihapus
Anam juga menuturkan bahwa ada 3 grup WhatsApp dihapus. Hingga kini pihaknya masih melacak grup itu.
"Ada beberapa grup WA, dalam catatan kami ada 3 grup WA. Yang itu dulunya pernah ada. Tapi nggak ada karena HP-nya ganti. Terus ada, yang 10 ke bawah nggak ada lagi komunikasi dan sebagainya. Itu yang menurut kami jadi penting untuk dilacak," ungkapnya.
Lebih lanjut, Anam menjelaskan bahwa fisik HP Yosua tiba-tiba tidak ada. Bahkan hingga saat ini HP milik Yosua belum ditemukan.
"Yang kedua memang fisik HP-nya juga hilang. Jadi fisik HP-nya ini tiba-tiba nggak ada. Nggak hanya HP-nya Yosua. HP-nya Yosua sampai sekarang belum ketemu," tuturnya.
Berdasarkan informasi yang didapatkan detikNews, Irjen Ferdy Sambo meminta pihak-pihak yang terlibat dalam pembunuhan berencana ini mengganti HP lama dengan HP baru. Hal ini dilakukan agar jejak percakapan mereka tidak terlacak.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya
(hse/dte)