Dusun Baban Timur, Desa Mulyorejo, Silo, Jember, dua kali diserang kawanan orang tak dikenal (OTK). Rumah dan motor warga dibakar, dianiaya hingga diancam dengan sajam. Ada 7 rumah, 2 mobil, dan 5 sepeda motor milik warga.
Sebanyak 15 orang diamankan Polres Jember terkait penyerangan Dusun Baban Timur, Desa Mulyorejo, Silo, Jember. Dari 15 orang itu 9 orang ditetapkan jadi tersangka.
Peristiwa pertama terjadi pada Sabtu (30/7/2022). Kabar tersebut baru berembus belakangan. Tokoh masyarakat Silo yang juga mantan Wabup Jember, KH Abdul Muqiet menyampaikan kabar pembakaran penyerangan OTK ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awal informasi itu, hari Ahad kemarin itu ada acara pengajian di Dusun Tetelandarungan, Desa Mulyorejo. Di sana itu juga dekat dengan lokasi lahan perhutani yang digarap masyarakat setempat," jelasnya, Kamis (4/8/2022).
Sesaat sebelum acara pengajian dimulai, kata pria yang karib disapa Kiai Muqiet tersebut, sejumlah tokoh masyarakat curhat ke dirinya. Bahwa semalam sebelumnya ada penyerangan sekelompok orang.
"Bahwa malam Minggu (Sabtu), ada kejadian 7 rumah penduduk, 2 mobil, dan 5 sepeda motor dibakar. Kejadian ini bukan yang pertama, sebelumnya itu pernah terjadi. Ada satu rumah dan dua motor dibakar," ungkap Kiai Muqiet.
Saat dia bertanya apa penyebab aksi sekelompok orang itu, warga tidak ada yang menjawab. Menurut Muqiet, warga masih ketakutan. "Warga sana malah terlihat ketakutan. Artinya, kalau cerita atau memberi tahu, takut nanti jadi korban berikutnya. Itu yang saya tangkap dari mereka," katanya.
Menurut Kiai Muqiet, masyarakat di Mulyorejo masih resah. Kiai Muqiet pun merasa prihatin. Muqiet menambahkan, polisi sudah turun tangan menyelidiki kasus tersebut.
"Kasihan masyarakat di sana, seperti dalam ketakutan. Saya menduga ada semacam premanisme, kalau menurut saya," ucapnya.
"Wong katanya masyarakat, pelakunya sampai 50 orang. Tapi lebih pasnya mungkin bisa langsung konfirmasi ke masyarakat," sambungnya.
Peristiwa penyerangan OTK kedua terjadi, simak di halaman selanjutnya!
Kapolsek Silo AKP Suhartanto mengatakan tidak ada korban jiwa dari peristiwa tersebut. Sebab saat kejadian, penghuni rumah tidak ada di tempat.
"Alhamdulillah tidak ada korban, karena kebetulan penghuninya tidak ada," katanya.
Posisi rumah, lanjut Tanto, juga sangat jauh. Yakni dekat perbatasan Kecamatan Kalibaru yang sudah masuk Kabupaten Banyuwangi.
"Posisi rumah sangat jauh. Malah lebih dekat dengan wilayah Kalibaru," ujarnya.
![]() |
Hingga saat ini, kata Tanto, rumah yang dirusak dan dibakar dalam aksi yang dilakukan OTK sebanyak 7 rumah. Untuk kendaraan, sudah mencapai puluhan.
"Total rumah yang dibakar sampai saat ini sudah tujuh. Kalau untuk motor yang dirusak dan dibakar, terhitung puluhan. Sama mobil juga. Totalnya berapa, nanti saya masih pastikan datanya," terangnya.
Dengan situasi yang dinilai masih mencekam, lanjutnya, upaya pengamanan dan patroli keliling masih dilakukan oleh aparat keamanan.
"Untuk saat ini, upaya pengamanan masih terus kami lakukan, termasuk patroli. Juga upaya penyelidikan pelaku yang melakukan aksi ini," ucapnya.
Motif penyerangan pelan-pelan terungkap, ada di penjelasan halaman berikutnya!
Selain dipicu aksi penganiayaan, aksi ini juga dilakukan OTK itu lantaran isu sakit hati, lantaran sering menjadi korban pencurian.
Sakit hati itu diduga karena warga Dusun Baban Timur, Desa Mulyorejo sering kali menjarah panenan kopi milik warga Kalibaru dan Baban sendiri.
"Informasi yang kita dapat karena selain penganiayaan juga karena adanya sakit hati atas ulah warga Baban sendiri. Sering sekali melakukan pencurian khususnya panen kopi di wilayah Kalibaru dan Baban," ujar Kapolsek Kalibaru AKP Abdul Jabbar kepada detikJatim, Jumat (5/8/2022).
Orang tak dikenal (OTK) yang melakukan aksi pembakaran dan penyerangan itu, kata Jabbar, sebagian adalah warga Kalibaru dan sebagian lagi warga Baban sendiri.
![]() |
"Sebagian warga yang menyerang itu adalah warga Kalibaru dan warga Baban sendiri," tambahnya.
Di Baban sendiri, kata Jabbar terbagi menjadi dua kelompok. Baban yang asli warga Jember dan Baban yang merupakan pendatang dari eks Sumatera atau Lampung. Mereka datang sejak tahun 1998 lalu, saat terjadi penjarahan di wilayah Perhutani. Mereka kemudian menetap di sana hingga saat ini.
Namun seiring waktu, terjadi konflik antara warga Baban asli Jember dan Kalibaru, dengan warga Baban pendatang eks Sumatra atau Lampung. Konflik bermula dari adanya banyak aksi pencurian yang diduga dilakukan oleh warga Baban eks Sumatra atau Lampung.
"Konflik itu terakumulasi sehingga terjadi hal ini," tambahnya.
Meski ada aksi penyerangan dan pembakaran susulan, kata Jabbar, sejauh ini pihaknya tidak melakukan penyekatan di perbatasan antara Kabupaten Jember - Banyuwangi itu. Hanya saja melakukan patroli seperti biasa.
Simak Video "Video: Melihat Fenomena Kemunculan Hiu Tutul di Pasuruan "
[Gambas:Video 20detik]
(fat/fat)