Seorang korban miras oplosan di Kelurahan Jeruk, Lakarsantri, Surabaya sempat membuat geger karena 'hidup' kembali. Hal ini diketahui keluarga korban saat jenazahnya hendak dimandikan.
Seorang dokter, dr Vivit Ekawati bercerita saat dirinya dimintai tolong keluarga untuk memastikan kondisi korban. Ia diminta memastikan apakah kondisi korban sudah meninggal atau masih hidup.
"Saya ditelepon keluarga korban itu pukul 7 malam. Maka dari itu, jam 9 saya ke sana untuk memastikan apakah sudah meninggal atau belum," kata dr Vivit kepada detikJatim, Senin (25/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akhirnya, dr Vivit ke kediaman korban sekitar pukul 9 malam. Namun saat diperiksa Vivit, kondisi korban sudah meninggal dunia.
"Saya sampai rumah korban sekitar pukul 9 malam. Saat saya periksa korban sudah dalam keadaan meninggal," imbuh Vivit.
Sementara itu, modin setempat Ahmad Maliki adalah sosok yang menyaksikan sendiri bahwa RH memang sempat hidup. Bahkan, saat dia datang ke rumah duka, korban memang belum meninggal.
"Itu sudah dikabarkan melalui masjid, bahkan warga sudah menggali kubur buat almarhum. Warga juga sudah menyiapkan tempat pemandian jenazah," jelas Ahmad ditemui di rumahnya.
Ahmad menjelaskan, setelah pengumuman itu, dia mendatangi rumah korban. Saat tiba di rumahnya, korban sebenarnya masih hidup. RH diangkut ambulans rumah sakit pulang ke rumah.
Jantung korban sempat berdetak, di halaman selanjutnya!
Saat di ambulans, ventilator masih terpasang pada tubuh RH. Atas permintaan keluarga, ventilator tersebut dilepaskan.
"Setelah para petugas ambulans itu memindahkan korban ke ruang tamu, saya lihat itu masih ada detak jantungnya. Kan terlihat itu kalau masih masih bernapas," imbuh Ahmad
"Dalam agama kami, itu disebut nazak atau sekarat. Korban nyampek rumahnya sekitar pukul setengah 7 malam," Ahmad melanjutkan.
Ahmad sempat menanyakan surat kematian dari dokter sebelum memandikan jenazah. Ketika Ahmad menanyakan surat kematian korban, ternyata keluarga hanya memiliki surat pencabutan paksa pasien dari rumah sakit.
"Waktu saya tanyakan surat kematian dari RSU Dr Soetomo, katanya hanya surat pencabutan paksa, belum ada surat kematiannya. Jadi saya nggak berani memandikan, untuk itu saya suruh keluarga korban untuk memanggil dokter," kata Ahmad.
Sebelumnya, Adit, salah seorang warga yang turut datang ke rumah duka mengatakan bahwa RH sempat 'hidup' lagi. Awalnya jenazah RH sempat akan dimandikan. Namun, saat hendak dimandikan, RH menunjukkan tanda-tanda kehidupan dengan terasanya denyut nadi.
Mengetahui ada denyut nadi, salah satu tokoh masyarakat meminta agar keluarga memanggil dokter. Dokter diminta untuk memastikan kondisi korban, apakah masih hidup atau sudah meninggal. Bahkan, warga yang sudah terlanjur menggali kuburan, beranjak pulang setelah mengetahui korban masih hidup.
"Itu warga yang menggali makam saja banyak yang pulang karena terlalu lama menunggu," kata Adit.
Seperti diberitakan sebelumnya, 6 warga Jeruk Banjarmelati, Lakarsantri, Surabaya menjadi korban miras oplosan. 4 orang di antaranya meninggal dunia setelah dilarikan ke rumah sakit.
Peristiwa ini adalah yang kedua kalinya terjadi di Surabaya dalam kurun waktu kurang dari sebulan. Sebelumnya, 5 orang warga Bronggalan, Tambaksari juga tewas akibat miras oplosan. Mereka menggelar pesta miras pada malam takbiran Idul Adha