Pemimpin Shiddiqiyyah Jombang dan Keluarga Sehat, Besok Salat Idul Adha

Pemimpin Shiddiqiyyah Jombang dan Keluarga Sehat, Besok Salat Idul Adha

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Minggu, 10 Jul 2022 01:20 WIB
Kiai Muhammad Muchtar Muthi Pengasuh Ponpes Shiddiqiyyah Jombang ayah Mas Bechi
Kiai Muchtar Pengasuh Ponpes Shiddiqiyyah Jombang saat negosiasi dengan Kapolres. (Foto: tangkapan layar/Istimewa)
Jombang -

Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat menceritakan bagaimana dirinya bernegosiasi dengan Mursyid Tarekat Shiddiqiyyah Kiai Haji Muhammad Muchtar Mu'thi saat jemput paksa Mas Bechi. Menurutnya saat itu kondisi sang kiai kurang fit.

"Karena beliau kurang fit, sampai dokternya masuk menyarankan jangan lama-lama. Mungkin cuma syok dengan kondisi saat itu dan beliau juga sudah sepuh," kata Nurhidayat kepada detikJatim, Sabtu (9/7/2022).

Menanggapi kabar itu, Ketua Umum Organisasi Shiddiqiyyah (Orshid) Joko Herwanto memastikan bahwa saat ini Kiai Muchtar dan keluarga di Ponpes Shiddiqiyyah dalam kondisi sehat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mbah Yai beserta keluarga alhamdulillah dalam kondisi sehat, sekarang di pesantren. Insyaallah besok akan melaksanakan salat Idul Adha," ujarnya saat jumpa pers di hotel Jalan Soekarno-Hatta, Peterongan, Jombang.

Nurhidayat menceritakan proses pengepungan dan upaya jemput paksa Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi (42), putra Kiai Muchtar. Saat itu ia sempat berbincang empat mata dengan sang kiai.

ADVERTISEMENT

"Sekitar jam 08.30 WIB saya bertemu langsung dengan Mbah Yai (Kiai Mukhtar) empat mata di kamar pribadi beliau. Saya ingin bicara dari hati ke hati," kata Nurhidayat, Sabtu (9/7/2022).

Dalam pertemuan empat mata dengan Kiai Tar itu Nurhidayat mengaku mengawali dengan menyampaikan permintaan maaf. Nurhidayat merasa perlu mengawali dengan permintaan maaf untuk menghormati sang kiai.

"Pertama, saya sampaikan permintaan maaf sebagai orang muda barang kali kurang sopan kepada kiai. Karena beliau pemimpin tarekat yang selama ini tidak ada masalah. Secara manusiawi saya harus minta maaf, tapi saya harus menjalankan tugas. Dan beliau memahami," terangnya.

Selanjutnya, Nurhidayat menyampaikan kepada Kiai Mukhtar tentang proses hukum yang harus tetap dijalani oleh Mas Bechi. Ia ingatkan lagi niat baik Kiai Mukhtar yang hendak menyerahkan putranya ke Polda Jatim. Sehingga ia meminta Mursyid Tarekat Shiddiqiyyah itu menindaklanjuti pernyataan itu.

"Karena kalau sudah berjanji dan diliput media massa, tentunya masyarakat akan menagih janji itu. Dengan harapan beliau mempunyai pandangan. Saya hanya mengingatkan saja. Beliau menyampaikan akan memikirkan kembali," ungkapnya.

Menurut Nurhidayat, saat negosiasi itu terjadi, Kiai Mukhtar terlihat merasa berat untuk menyerahkan putranya ke polisi. Ia menduga Mursyid Tarekat Shiddiqiyyah itu menganggap kasus dugaan kekerasan seksual terhadap santriwati itu sebagai masalah keluarga, dan sempat menyebutnya fitnah.

"Analisis saya pemahaman beliau belum lengkap. Level beliau sebagai pemuka agama tidak terlalu melihat perkembangan hukum. Jadi, mungkin ada masukan-masukan yang kurang tepat kepada beliau sehingga pemahaman beliau ini bisa dihentikan kalau ada damai. Mungkin begitu ya," jelasnya.

Sesepuh Tarekat Shiddiqiyyah itu menyampaikan akan mengantar Mas Bechi ke Polda Jatim paling lambat pada Kamis sore. Sebagaimana terlihat di dalam video yang beredar, Nurhidayat tampa memberikan pernyataan penegasan lalu menjabat tangan Sang Kiai sebagai tanda kesepakatan, disaksikan para jemaah.

Namun, saat itu Mas Bechi belum terlihat batang hidungnya. Sehingga polisi tetap menyisir setiap bangunan di dalam pesantren dengan total luas wilayah mencapai 50 hektare. Hingga akhirnya Mas Bechi menyerahkan diri pada Kamis malam pukul 23.00 WIB. Kini ia telah ditahan di Rutan Medaeng sembari menunggu proses persidangan.




(dpe/sun)


Hide Ads