Kiai Jombang Ayah Mas Bechi Dua Kali Tolak Polisi Tangkap Anaknya

Kiai Jombang Ayah Mas Bechi Dua Kali Tolak Polisi Tangkap Anaknya

Tim detikJatim - detikJatim
Kamis, 07 Jul 2022 18:28 WIB
Polisi dinasihari kiai di Jombang
Kiai Mukhtar meminta polisi tak menangkap anaknya/Foto: Tangkapan layar
Jombang -

Petinggi Ponpes Shiddiqiyyah, KH Muhammad Mukhtar Mukthi blak-blakan meminta polisi tak menangkap anaknya yang menjadi DPO pencabulan. Sang anak, Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi (42) kembali berlindung di ketiak sang ayah. Terhitung, sudah dua kali Kiai Mukhtar enggan menyerahkan anaknya.

Kiai Mukhtar meminta polisi tak menangkap sang putra mahkota. Dia berjanji akan mengantar sendiri Bechi ke Polda Jatim. Alasannya, saat ini Bechi masih akan mengikuti acara pelantikan.

Hal ini disampaikan Kiai Mukhtar pada Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat. Kejadian ini terekam dalam video yang diterima detikJatim. Lokasi pengambilan video yakni di kediaman Kiai Mukhtar di dalam Ponpes Shiddiqiyyah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan (ditangkap). Nanti kita antar ke sana (kantor polisi)," kata Kiai Mukhtar kepada Moh Nurhidayat, Kamis (7/7/2022).

Saat ditanya kapan, Kiai Mukhtar menyebut anaknya masih harus mengikuti acara pelantikan. "Ya selesai acara ini, pelantikan ini," tambah Kiai Mukhtar.

ADVERTISEMENT

Masyarakat tentu masih ingat saat sang kiai meminta polisi tak menangkap anaknya pada Minggu (3/7/2022). Saat itu, polisi gagal menangkap Bechi dalam aksi kejar-kejaran bak film koboi. Mobil yang ditumpangi Bechi berhasil kabur.

Malamnya, polisi mendeteksi Bechi masih berada di Jombang. Tersangka kasus pencabulan santriwati itu disinyalir berada di dalam pondok yang diasuh ayahnya. Yaitu di Ponpes Majma'al Bachroin Hubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah, Desa Losari, Kecamatan Ploso. Upaya penangkapan pun dipimpin langsung Dirreskrimum Polda Jatim.

Ratusan polisi dikerahkan ke lokasi, baik untuk menjaga keamanan maupun membantu proses penangkapan. Polres Jombang saja menerjunkan sekitar 200 personel di depan pondok dan sekitarnya. Ratusan polisi tersebut salah satunya bertugas mengalihkan arus lalu lintas untuk mencegah massa berdatangan ke pondok. Bantuan 30 personil dari Kodim 0814 bersiaga di markas Koramil Ploso. Sedangkan tim dari Polda Jatim bersiaga di luar pondok.

Meski begitu, Polda Jatim memilih jalur negosiasi dengan Pengasuh Ponpes Shiddiqiyyah KH Muhammad Mukhtar Mukthi. Langkah persuasif ini ditempuh untuk mencegah perlawanan dari jemaah Shiddiqiyyah yang berpotensi mengakibatkan korban jiwa. Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat ditunjuk sebagai negosiator.

Seorang diri memakai kopiah hitam dan berseragam lengkap, Nurhidayat masuk ke kediaman Kiai Mukhtar sekitar pukul 21.15 WIB. Ia menyampaikan satu pesan dari Polda Jatim kepada pimpinan jemaah Shiddiqiyyah tersebut. Saat itu, negosiasi disaksikan ratusan jemaah pondok.

Saat polisi menemui jalan buntu gegara Kiai Muhammad Mukhtar Mukhti bernegosiasi. Baca di halaman selanjutnya!

Namun di dalam, Kiai Mukhtar meminta sang kapolres tak menangkap anaknya. Sebab, kasus tersebut merupakan fitnah yang dilayangkan pada keluarga.

"Untuk keselamatan kita bersama, untuk kejayaan Indonesia Raya, masalah fitnah ini masalah keluarga. Untuk itu, kembali lah ke tempat masing-masing, jangan memaksakan diri mengambil anak saya yang kena fitnah ini," kata sang kiai dalam video yang dilihat detikJatim, Senin (4/7/2022).

Sementara itu, Nurhidayat menyebut hanya bisa menyampaikan satu pesan saja pada Kiai Mukhtar.

"Saya hanya menyampaikan satu pesan kepada Mbah Yai (Kiai Mukhtar) secara beretika. Saya sampaikan MSAT ini supaya kooperatif dengan pihak Polda untuk mengikuti proses hukum, saya sampaikan itu saja," kata Nurhidayat kepada detikJatim, Senin (4/7/2022).

Dalam negosiasi yang berlangsung singkat itu, Nurhidayat juga sempat mengamati situasi di dalam Ponpes Shiddiqiyyah. Menurutnya, saat itu banyak jemaah perempuan dan anak-anak di lokasi.

"Situasi malam, kalau ada provokasi, misalnya ada pelemparan batu satu saja akan diikuti jemaah yang lain sambil meneriakkan kata-kata provokasi. Itu hasil pemetaan saya kemarin malam," jelasnya.

Negosiasi menemui jalan buntu karena Kiai Mukhtar menolak permintaan polisi untuk menyerahkan putranya, MSAT. Pemimpin jemaah Shiddiqiyyah ini menilai putranya menjadi korban fitnah dalam kasus pencabulan santriwati tersebut. Saat itu, ia meminta polisi tidak memaksakan diri menangkap putranya.

Nurhidayat lantas keluar dari Ponpes Shiddiqiyyah untuk melaporkan hasil negosiasi sekaligus situasi di dalam pondok kepada pimpinannya di Polda Jatim. Rencana penangkapan paksa MSAT yang disinyalir berada di dalam pondok pun dibatalkan.

"Kalau dipaksakan berpotensi jatuh korban, baik dari anggota maupun jemaah. Setelah saya laporkan ke pimpinan, kami rapatkan, keputusan pimpinan menarik (pasukan), ya sudah kami tarik sekitar pukul 22.00 WIB," tandasnya.

Halaman 2 dari 2
(hil/dte)


Hide Ads