Bupati Tulungagung Maryoto Birowo dan forkopimda mendapati fakta mencengangkan saat bertemu puluhan peternak sapi. Jumlah kasus PMK satu desa melebihi angka yang tercatat di tingkat kabupaten.
Perbedaan data kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) disampaikan salah seorang peternak di Desa Penjor, Kecamatan Pagerwojo, Suwarno. Dia mengatakan desanya saja jumlah sapi yang terpapar PMK mencapai 2.981 ekor, dari jumlah tersebut 175 ekor mati dan 82 di antaranya dipotong paksa.
"175 Ekor itu mati dan harus dikubur. Itu hanya Penjor, di Desa Segawe juga banyak," kata Suwarno, Rabu (6/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi itu jauh berbeda dibanding dengan jumlah kasus yang tercatat di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Tulungagung, karena kasus tercatat hanya 1.681 ekor. Dari jumlah tersebut 726 ekor dinyatakan sembuh, 905 ekor masih sakit, 24 ekor dipotong paksa dan 26 ekor mati.
Suwarno mengaku tidak mengetahui terkait data kasus di tingkat kabupaten. Ia hanya menyampaikan fakta kasus PMK yang terjadi di Desa Penjor kepada Bupati dan jajaran forkopimda. Menurutnya, merebaknya kasus PMK di Desa Penjor tidak selalu dilaporkan ke dinas peternakan. Sebab, peternak tidak mengetahui harus melapor ke mana.
"Mau lapor ke mana. Paling-paling yang tahu RT, maksimal pak lurah. Tapi data ada," ujarnya.
Dia menjelaskan wabah PMK mulai mengalami signifikan di Desa Penjor sejak satu bulan yang lalu, hingga kini jumlah sapi yang terpapar terus mengalami peningkatan.
"Sapi di sini 90 persen sapi perah. Mata pencaharian warga ya dari sapi ini," ujarnya.
![]() |
Terkait kasus ini, peternak mengaku belum mendapat penanganan maksimal dari pemerintah daerah, dukungan obat-obatan sangat minim.
"Obat harus swadaya, kami cari obat harus yang bagus. Kalau langka tidak, tapi harganya mahal, yang sebelumnya Rp 150 ribu, sekarang Rp 300 ribu," jelasnya.
Tidak hanya itu, Suwarno mengaku pemberian suntikan vaksin kepada sapi oleh petugas dinas peternakan dinilai kurang hati-hati dan tidak memperhatikan kondisi sapi.
"Beberapa sapi yang setelah disuntik justru sakit. Kemudian petugasnya saya hubungi lewat telepon tidak menjawab, saya WA tidak dibalas," ujarnya.
Sementara terkait perbedaan data dengan para peternak, Bupati Maryoto Birowo mengaku akan mencari data yang paling benar.
"Kita cari yang paling benar saja, kalau emosional ya wajar," kata Maryoto.
Untuk memaksimalkan penanganan PMK di Kecamatan Pagerwojo, Bupati memerintahkan kepala dinas peternakan untuk menyiagakan dokter hewan di kecamatan, sehingga peternak bisa melapor lebih cepat.
Dijelaskan sampai saat ini wabah PMK telah menyebar ke 18 kecamatan. "Sudah ada di 18 kecamatan, kecuali kota, karena memang tidak ada peternaknya," ujarnya.
Saat pertemuan dengan peternak di Desa Penjor, bupati menyerahkan obat-obatan sapi. Pihaknya juga berjanji akan memaksimalkan program vaksinasi PMK, karena telah mendapatkan tambahan 82 ribu vaksin dari Pemprov Jatim.
(fat/fat)