Aksi penjambretan menyebabkan pasangan suami istri (pasutri) M Agus Turmudhi (44) dan Qomariyatus Sa'adah (42) meninggal menyebabkan kesedihan mendalam pada keluarga mendiang. Hingga kini belum ada tanda-tanda pelaku jambret itu tertangkap.
Saat detikJatim mendatangi rumah duka di Perumahan Giri Asri, Kebomas, Gresik tampak sebuah tenda yang sudah berdiri. Terlihat juga rangkaian bunga duka dari SMKN 1 Cerme, Gresik.
Adik kandung Almarhumah Qomariyatus Sa'adah, Muhammad Nur Fathoni mengatakan sejak kabar kakaknya meninggal karena aksi penjambretan itu beredar saudara, kerabat, dan juga teman kakaknya terus berdatangan menyampaikan bela sungkawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah, banyak yang ikut mendoakan. Insyaallah almarhum mati syahid karena mempertahankan hartanya dari aksi kejahatan," kata Muhammad Nur Fathoni kepada detikJatim, Selasa (7/6/2022).
Mengenai pelaku aksi penjambretan yang membuat kakak dan suaminya meninggal, pria 40 tahun itu mempercayakan penuh kepada pihak kepolisian. Namun, ia berharap peristiwa seperti itu tidak sampai menimpa orang lain. Ia berharap pelaku tertangkap dan dibuat jera dengan hukuman yang berat dan setimpal.
"Kalau berharap tertangkap iya. Tapi kalau hukumannya ringan, itu akan membuat pelaku lain tidak jera. Atau bisa jadi setelah keluar penjara bisa melakukan hal yang sama. Mungkin setelah pelaku keluar penjara, sudah selesai. Tapi dampak kelanjutan yang ditimbulkan pelaku ini juga harus dipertimbangkan," kata Fathoni.
Menurut Fathoni selain merugikan korban aksi kejahatan jalanan itu juga membawa dampak kepada pengendara lainnya. Dengan adanya aksi kejahatan itu warga yang beraktivitas akan merasa was-was saat mengendarai sepeda motor.
"Dampak dari perbuatan pelaku kejahatan kepada korban juga harus dipertimbangkan. Apalagi jika korban meninggalkan dua anak yang masih sekolah seperti kakak saya. Tapi yang terpenting perlu ada efek jera yang benar-benar membuat mereka berhenti melakukan hal itu. Untuk memberi kenyamanan bagi masyarakat," kata Fathoni.
Fathoni juga mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan para peziarah yang telah menguatkan mental kedua buah hati yang ditinggalkan.
Seperti diketahui mendiang Agus Turmudhi dan Qomariyatus Sa'adah meninggalkan anak pertama yang duduk di kelas VII SMP dan anak kedua kelas IV SD. Mendengar orang tuanya meninggal usai kecelakaan akibat penjambretan keduanya sempat merasa terpukul. Fathoni pun menguatkan kedua keponakannya.
"Awal menerima kabar itu kedua anaknya sempat enggak kuat. Tapi saya bilang kalau orang tuanya meninggal syahid karena melawan kejahatan. Secara perlahan tapi pasti akhirnya mereka mengerti. Keluarga besar juga kompak menjamin masa depan mereka. Khususnya dalam hal pendidikan," kata Fathoni.
Tampak menemani pamannya yang sedang menemui detikJatim, MM anak kedua dari almarhum terlihat sudah lebih energik menyambut tamu yang datang untuk menyampaikan duka cita. MM memang disuruh libur oleh guru sekolahnya, ia pun memanfaatkan hal itu untuk mendoakan orang tuanya.
"Masih disuruh gurunya libur, kadang saya ajak untuk ziarah ke makam orang tuanya. Kalau malam saya ajak kumpul keluarga biar mentalnya kuat kembali," kata Fathoni, di rumah duka.
Sebelumnya, papa dan mama MM yang merupakan warga Kelurahan Giri, Kebomas, Gresik meninggal karena tertabrak bus. Peristiwa nahas itu terjadi di Jalan Romokalisari, Benowo, Surabaya, Minggu (5/6).
Saat kejadian Agus Turmudhi dan Qomariyatus Sa'adah berboncengan mengendarai Honda Supra X nopol W 6955 HW. Sekitar pukul 17.00 WIB peristiwa nahas itu terjadi. 2 pelaku jambret memepet dan berusaha menarik tas korban.
Penjambret lantas melepas tas dan membuat motor korban hilang kendali serta terjatuh di jalur kanan. Nahas saat terjatuh itu, sebuah bus nopol S 7908 UA yang dikemudikan Agung Widodo (28) asal Bojonegoro melaju dari arah belakang. Tubuh kedua pasutri itu tertabrak hingga meninggal di lokasi.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana mengatakan polisi telah mengantongi ciri-ciri pelaku jambret yang mengakibatkan pasutri itu meninggal tertabrak bus di Romokalisari. Pelaku diduga 2 orang dan kini tengah diburu.
"Kemarin kami turun langsung ke TKP terus konsolidasi dengan tim untuk mengejar pelakunya. Saya mohon doanya, supaya pelaku terungkap," katanya, kemarin.
Menurut Mirzal, di lokasi kejadian memang tidak ditemukan kamera CCTV. Namun pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi untuk mengetahui ciri-ciri pelaku dan menelusuri pelat kendaraan yang digunakan pelaku.
"Ada pelatnya, saat ini lagi didalami oleh penyidik. Saat ini penyidik sudah mendata kendaraan yang digunakan, termasuk ciri-ciri pelaku yang badannya kecil. Dua orang (pelaku), kita lagi dalami. (Pakai) Motor matik," beber Mirzal.
(dpe/iwd)