Seorang sopir ambulans RSUD dr Soetomo, Surabaya mengaku menjadi korban pengeroyokan pemuda di Bangil, Kabupaten Pasuruan. Ia dikeroyok sepulang mengantar jenazah dari Probolinggo.
Pengakuan sang sopir itu diunggah akun MAAZSEE ke grup Facebook yang kemudian tersebar luas. Akun ini membagikan tangkapan layar pengakuan driver serta video situasi pascakejadian.
"Mohon ijin share kejadian tadi malam (10/04/2022) 00.31 yg menimpa saya sebagai driver ambulance RSUD dr Soetomo Surabaya di keroyok sejumlah pemuda/genk motor di bangil Pasuruan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kronologi:
Saya habis dinas antar jenazah ke probolinggo arah pulang ke surabaya, si pelaku naik motor kenceng di belakang saya dan pas di tikungan si pelaku menabrak saya ,, truss teman2nya tidak terima dan terjadilah pengeroyokan, kejadian ada di jln. Gajah mada,bangil,pasuruan,jawa timur,,," demikan pengakuan driver dalam unggah akun MAAZSEE disimak detikJatim, Senin (11/4/2022).
![]() |
Sementara dalam video yang disertakan terlihat beberapa orang di sebuah warung. Suara dalam video menyebut, beberapa polisi tengah mencari keterangan dari sejumah saksi pengeroyokan.
Unggahan tersebut mendapat banyak respons dari netizen.
"Kronologine piye kok biso moro" dianiaya..??" kata netizen.
"Hati-hati masszeh.. Sekarang banyak jagoan jalanan," kata netizen lain.
"Penganiayaan iki masuk pidana..." tulis lainnya.
Dikonfirmisi terpisah, Kapolsek Bangil Kompol Indro Susetio mengatakan, kejadian itu berawal dari serempetan antara mobil ambulans dan salah satu pemotor, Minggu (10/4) dini hari. Akibat serempetan itu, pemotor jatuh.
"Nah mungkin emosi, terjadilah pemukulan. Korban mengaku ada sembilan orang yang mengeroyok, tapi menurut keterangan saksi-saksi, lima orang," kata Indro.
Indro meluruskan narasi yang ada dalam pengakuan sopir yang menyebut kendaraannya ditabrak dari belakang. Ia juga mengatakan pelaku bukan geng motor.
"Itu serempetan, mobil ambulans kena depan bagian kiri. Pelaku juga bukan geng motor, enggak ada geng motor di sini. Itu mungkin para remaja habis kena patroli di Pandaan atau di mana, bubar dan konvoi. Lalu terjadi insiden di Bangil," jelas Indro.
Menurut Indro, anggotanya langsung mendatangi TKP setelah mengetahui kejadian tersebut. Saat anggotanya tiba di TKP, para pelaku sudah tidak ada. "Namun sejumlah saksi sudah dimintai keterangan," terangnya.
Setelah mendapatkan keterangan dari para saksi, petugas kemudian memeriksa korban. Namun, korban tidak berkenan karena harus segera kembali ke Surabaya. Ia juga menolak divisum.
"Korban mengalami luka di wajah dan tangan. Mau divisum katanya enggak usah, balik saja. Diminta keterangan lebih lanjut juga enggak mau," jelasnya.
Meski korban tidak melayangkan laporan resmi, polisi tetap menindaklanjuti peristiwa itu dengan mencari pelaku.
"Diupayakan diungkap. Tapi memang belum ada laporan resmi. Korban hanya memberi tahu kejadian yang menimpanya," tukas perwira polisi dengan satu melati di pundak itu.
(dte/dte)