Seorang warga Trenggalek diduga menjadi korban komplotan gendam, sehingga kehilangan sejumlah barang berharga. Pelaku datang menggunakan mobil dan berpura-pura sebagai pegawai pemerintah.
Kepala Desa Pucanganak, Kecamatan Tugu, Hadi Sumanto mengatakan, peristiwa menimpa Surati, warga Dusun Pakel pada Senin (4/4) siang. Saat itu korban tiba-tiba dihampiri dua orang tidak dikenal dengan mengendarai mobil.
"Begitu tiba, pelaku salaman dan langsung bilang Bu Surati nggih, kemudian pelaku menyampaikan kalau Bu Surati akan kembali mendapatkan bantuan pemerintah," kata Hadi, Selasa (5/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban pun akhirnya mempersilakan masuk kedua pelaku ke dalam ruang tamu. Saat itu terjadi komunikasi di antara pelaku dan korban. Pelaku juga sempat menanyakan bantuan yang diberikan pemerintah sebelumnya, telah dibelanjakan atau belum.
"Karena masih utuh, kemudian Bu Surati mengambil uang itu dan ditunjukkan. Kemudian ditanya lagi masih punya yang uang dan benda berharga lain atau tidak," imbuhnya.
Mendapat sejumlah pernyataan itu, Surati dengan jujur menunjukkan uang simpanan yang ada di almari serta sejumlah perhiasan emas seberat 15 gram.
"Setelah itu salah satu pelaku mengajak Bu Surati untuk berfoto di depan rumah, sedangkan pelaku lain berada di dalam," jelas Hadi.
Kondisi itu ternyata menjadi strategi para pelaku. Di saat korban lengah, salah satu pelaku langsung mengambil uang Rp 500 ribu yang di atas meja serta uang tunai Rp 1 juta dan perhiasan 15 gram di almari.
"Ketika sudah mengambil barang-barang itu,. pelaku langsung pamitan dan kabur. Sedangkan korban tidak menyadari hal itu. Bahkan Bu Surati kembali melanjutkan aktivitas di luar rumah," imbuh Hadi.
Berselang beberapa jam, korban baru teringat jika uang miliknya masih diletakkan di atas meja. Namun saat ditengok ternyata telah raib.
"Begitu juga dengan uang dan perhiasan di almari juga hilang," kata Kades Pucanganak.
Akibat kejadian ini korban mengalami kerugian Rp 9 juta. Kasus tersebut telah dilaporkan ke Babinkamtibmas setempat.
"Kami mengimbau masyarakat untuk hati-hati dengan orang yang tidak dikenal. Karena kejahatan bisa menimpa siapa saja. Kalau dilihat rumah Bu Surati ini posisinya masuk gang, itu pun masih didatangi pelaku," ujarnya.
(sun/sun)