Kasus pembunuhan Jeminten (48) warga Dusun Boro, Desa Tuliskriyo, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar masih menjadi tanda tanya. Pihak keluarga menceritakan kronologis sebelum mayat korban ditemukan warga di Sungai Brantas.
Salah seorang kerabat korban, Rinda Hernanda, mengatakan Jumat (1/4) siang tetangga masih melihat korban di rumah. Pada Jumat malam, korban masih sempat berkomunikasi dengan keluarga melalui pesan WhatsApp.
"Terakhir itu sekitar jam 19.30 WIB malam nge-chat, isinya itu ngasih tahu kalau puasanya mulai Minggu," kata Rinda, Selasa (5/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah komunikasi itu, korban tidak dapat dihubungi oleh pihak keluarganya. Korban juga tidak kelihatan di lingkungan rumah. Pada hari Minggu, warga yang merasa curiga akhirnya memberitahu keluarga Rinda, jika Jeminten tidak kelihatan selama dua hari.
Ayah Rinda akhirnya melakukan pengecekan ke rumah Jeminten. Saat itulah pihak keluarga melihat kondisi dalam rumah acak-acakan. "Kasur, bantal berantakan. Serbet itu di lantai semua," jelasnya.
Saat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, sejumlah barang berharga korban juga hilang, di antaranya sepeda motor, telepon genggam dan dompet.
"Kalau untuk perhiasan masih ada," imbuhnya.
Sebelumnya, Minggu (3/4/2022) petang jasad korban Jeminten ditemukan mengapung di aliran Sungai Brantas di Desa Kates, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung. Saat ditemukan kondisi korban setengah telanjang dengan posisi tangan terikat dan terdapat luka robek di perut.
Sementara itu dari hasil autopsi tim forensik RSUD dr Iskak Tulungagung, korban dipastikan tewas setelah diceburkan ke sungai. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya pasir di saluran pernapasan. Hingga kini polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus dugaan pembunuhan ini.
(iwd/iwd)