Aksi tawuran di Surabaya begitu meresahkan warga pada awal Ramadan tahun ini. Mengantisipasi agar aksi serupa tak terulang, Satpol PP Surabaya bersama TNI dan Polri intens berpatroli.
"Fenomena tawuran yang ada di Kota Surabaya, Pemkot melakukan operasi terpadu, dibantu dengan 31 kecamatan melibatkan 3 pilar, polsek, koramil dan personel di kecamatan dan kelurahan. Kita melibatkan juga Gartap, TNI, Polrestabes, Satpol PP, BPBD, Dishub, PMK, Dinas Pemuda dan Kepariwisataan," jelas Kasatpol PP Surabaya Eddy Christijanto saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (5/4/2022).
Eddy menyebut, patroli digelar usai tarawih sekitar pukul 20.00 WIB hingga dini hari menjelang sahur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tim yang ada di Pemkot dibagi 2, Surabaya Barat dan Selatan, lalu Surabaya Timur dan Utara. Kami bergerak mulai pukul 20.00 hingga 03.00 WIB," jelasnya.
Selain itu, Eddy mengatakan, saat patroli wilayah dan menemukan sekelompok anak berkumpul, pihaknya akan langsung mendekati. Setelah itu diajak komunikasi, diberi edukasi, dan diberi nasi bungkus.
Misalnya saja pada Senin malam (4/4/2022), ia berpatroli di beberapa titik yakni Jalan Jarak, Tanjungsari, Dupak, Sidotopo, Siwalankerto, Merr. Ketika pemuda melakukan aktivitas wajar, biasanya mereka tidak akan lari. Namun, ketika mereka merasa salah, kebanyakan pemuda akan lari.
Kemudian, pihaknya meminta pemuda untuk tidak lari dan diajak komunikasi hingga diberi edukasi. Eddy menyebut pihaknya tidak akan secara represif menangkapi anak-anak hingga pemuda.
Sementara saat disinggung terkait temuan saat patroli, Eddy menyebut pihaknya menemui sejumlah barang.
"Dari kemarin yang kami lakukan ada beberapa barang bukti yang kita temukan. Seperti sarung yang dibundeli, petasan kaleng dari spirtus banyak yang kami temukan. Mereka ketika kita tanya ini untuk apa, katanya untuk senang-senang aja. Dan hampir sama model sarung yang diikat, kita temukan 2 di Jarak. Tampaknya mereka sudah belajar untuk itu, termasuk mercon kalengnya juga sama," paparnya.
Eddy menambahkan, anak-anak hingga pemuda ini mengaku belajar dari YouTube. "Saat saya tanya belajarnya di mana, katanya dari YouTube. Kami tanya mereka sekolahnya di mana, mereka rata-rata SMP kelas 2 sampai 3 dan SMA kelas 1, 2, dan 3," tambahnya.
Tak hanya itu, Eddy mengatakan, patroli ini akan terus dilakukan di seluruh kecamatan di Surabaya. Bahkan setiap hari hingga menjalang Hari Raya Idul Fitri.
"Mereka punya alat-alat itu. Jadi kalau indikasinya mau tawuran itu tidak ada musuhnya. Di Dupak itu ada yang malah main sepak bola, tapi mereka menyiapkan sarung yang sudah dibundeli. Makanya untuk apa mereka menyiapkan itu, takutnya untuk mengganggu orang," ujarnya.
Eddy mengatakan, kebanyakan indikasi tawuran rata-rata ditemukan di kawasan padat penduduk. Paling banyak di daerah Surabaya Utara. "Itu rata-rata mereka berada di situ. Beberapa teman yang datang, mereka larinya ke kampung-kampung. Surabaya Barat ada, Surabaya Utara ada. Surabaya Utara paling banyak," sebutnya.
Sebelumnya, pada Minggu (3/4) dini hari terjadi tawuran antarpemuda di Tambak Asri Surabaya. Terdapat 1 korban luka di bagian tangan dan masih dirawat di RSUD dr Soewandhie.
"Ada yang malam Minggu, ada 1 yang luka dan sekarang masih di RSUD dr Soewandhie. Lengannya terluka, cuma lengannya. Satu orang. Jadi mereka main sepak bola, informasi dari tokoh masyarakat pak RT main sepak bola, terjadi perselisihan, nah akhirnya terjadi perkelahian. Ada yang bawa sajam, makanya disidik oleh Polres KP3, perkembangannya kami belum dapat laporan," pungkasnya.
(hil/fat)