Cekcok Harta Gono-gini Berujung Istri Tewas di Tangan Suami

Cekcok Harta Gono-gini Berujung Istri Tewas di Tangan Suami

Tim detikJatim - detikJatim
Kamis, 31 Mar 2022 08:33 WIB
pembunuhan di tulungagung
Lokasi kejadian (Foto: Adhar Muttaqien)
Tulungagung -

Entah apa yang ada di pikiran Tanuri (74) malam itu. Emosi gara-gara harta gono-gini membuatnya membunuh istrinya sendiri, Robiyah (56).

Peristiwa pada Selasa (29/3) malam itu mengagetkan warga Desa Tenggong, Rejotangan. Polisi pun turun tangan.

"Korban atas nama Robiyah (65) dan pelaku adalah suaminya atas nama Tanuri (74). Keduanya ini masih suami istri, tapi pisah ranjang sudah 7 tahun," ujar Kapolsek Rejotangan AKP Heri Purwanto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Heri mengatakan pembunuhan itu bermula saat pelaku mendatangi rumah istrinya. Pelaku saat itu meminta izin ke istrinya untuk menjual harta gono-gini. Namun permintaan itu ditolak oleh korban. Jengkel atas penolakan itu, pelaku naik pitam, hingga keduanya terlibat cekcok.

"Pelaku yang kalap kemudian menganiaya istrinya dengan cara membenturkan kepala si istri ke lantai teras, berulang kali," kata Heri.

ADVERTISEMENT
pembunuhan di tulungagungJenazah korban di rumah sakit (Foto: Adhar Muttaqien)

Akibatnya korban mengalami luka pada bagian kepala belakang dan bagian dalam. Korban tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.

Polisi yang menerima laporan langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan dan mengamankan pelaku. Saat diamankan, pelaku kooperatif dan hanya bisa pasrah saat dibawa ke kantor polisi.

"Pelaku di Polsek Rejotangan untuk proses lebih lanjut," kata Heri.

Ternyata pasutri tersebut memang sering cekcok. Keduanya diketahui sering berselisih paham perkara rumah tangga. Seperti masalah kepemilikan tanah, harta gono-gini, dan lain-lain.

"Memang sering cekcok, masalahnya ya tanah, tanah gono gini," lanjut Heri.

Sementara itu, Kepala Desa Tenggong, Saji, membenarkan adanya perselisihan di antara pelaku dan korban. Bahkan, perselisihan mereka pernah dimediasi oleh pemerintah desa.

"Sudah beberapa kali kami panggil ke kantor desa untuk mediasi, ketika di kantor desa katanya ya rukun-rukun saja. Tapi setelah itu cekcok lagi," imbuh Saji.

Menurut Saji, pemerintah desa telah melakukan proses mediasi sebanyak 3 kali. Pihaknya tidak menyangka kisruh rumah tangganya itu masih berlanjut hingga berujung tewasnya Robiyah.

"Kami sama sekali tidak menyangka atas kejadian ini. Malam itu anaknya datang ke rumah saya memberitahu adanya penganiayaan ini. Saat kami ke sini, keadaan korban sudah parah," jelasnya.




(iwd/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads